Salah satu sopir bus yang terjebak macet, Novi Putra (36) mengatakan, kemacetan terjadi sejak pukul 21.00 WIB. Dia sendiri memilih menghentikan kendaraannya karena khawatir mogok.
"Mending nunggu agak surut, daripada busnya mogok," kata Novi di Jalan Pantura, Mangkang, Semarang, Minggu (16/6/2013) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nunggu surut, mobil yang di depan juga tidak bisa jalan. Selain itu daripada barang bawaan saya rusak, mending nunggu dulu," tandasnya.
Antrean kendaraan hingga tengah malam di jalan pantura Semarang-Jakarta terjadi di dua arah hingga mencapai hampir 10 km. Saat ini kendaraan-kendaraan yang mengular itu sudah mulai berjalan pelan dan membuat kemacetan sedikit bergerak.
Selain di jalan raya, sejumlah pemukiman di Kelurahan Mangkang Kulon dan Mangkang Wetan Kecamatan Tugu serta jl. Kuda Kecamatan Ngaliyan terendam banjir.
Menurut salah satu warga Mangkang, Aden, banjir terjadi akibat luapan kali Bringin dan tanggul yang dibiarkan jebol sejak setahun lalu. Selain itu sampah yang menghambat arus sungai juga menjadi salah satu faktor banjir.
"Itu sungainya ke muara tidak lancar, semakin kecil sehingga meluap," tandasnya.
Hingga pukul 00.30 hari Senin (17/6) hujan masih mengguyur dengan intensitas lebih rendah dan air mulai surut. Meski demikian warga masih terlihat berjaga karena khawatir ada banjir susulan.
"Belum bisa tidur mas, jaga-jaga kalau ada kiriman air dari mijen," pungkas Aden.
(alg/mok)