Mereka bingung karena akses dari arah Ancol menuju Senen ditutup oleh air berwarna hitam pekat setinggi paha orang dewasa. Pemotorlah yang paling besar merasakan dampak genangan air ini.
"Saya dari Sunter mau ke Pademangan, tapi di perempatan Ancol itu sudah banjir. Sudah tanggung saya nekat saja terobos, tapi motor saya malah mati," keluh salah satu pemotor yang melintar bernama Ari (41) kepada detikcom di Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (14/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kayaknya karena tutup businya longgar, jadi kemasukan air. Padahal saya mau servis motor saya ini di Pademangan Barat," ujar Ari yang mengendarai Supra hitam.
Ari tidak sendirian, masih ada beberapa pemotor yang berupaya mengeluarkan air dari knalpot mereka. Beberapa pemotor dari arah Senen yang hendak menuju Pademangan berhenti melihat genangan air.
"Saya mau ke Pademangan, tapi nggak tahu di sini paling dalam airnya atau di dalam nanti lebih dalam lagi. Dari pada mogok saya mau putar saja lewat Sunter," ujar pemotor bernama Asep.
Namun ketinggian air mulai menandakan surut sekitar 5 cm hingga 10 cm. Walau begitu, para pemotor tetap tampak bingung antara nekat melintas atau mencari jalur alternatif yang tidak banjir.
"Herannya saya sudah bukan musim hujan tapi di sini malah banjir, bagaimana kalau musim hujan," ujar pemotor lainnya bernama Niko.
(vid/nal)