"Saya sakit luar dalam," kata Rani saat berbincang secara eksklusif dengan TransTV sebagaimana dilansir DetikTV, Kamis (13/6/2013).
Rani yang mengenakan blus pink dan rok warna cokelat itu mengaku malu sama teman, keluarga, dan masyarakat umum. Ia tertekan dan mengalami depresi. Karena itu, polwan yang pernah bertugas di Polwil Bojonegoro itu mengikuti terapi pengobatan di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rambut Rani masih pendek, khas polwan. Di awal wawancara, ia mengaku dalam kondisi baik. Saat ditanya soal alasan menghilang selama hampir 5 bulan, janda beranak satu ini membantah bersembunyi. Ia berada di Jakarta untuk terapi.
Rani dinilai sering bolos dan dihukum 21 hari oleh Propam Polres Mojokerto. Ia dijadikan DPO karena tak muncul sejak vonis dibacakan. Sejak 17 Januari 2013, ia dianggap hilang.
Di tengah pencarian Briptu Rani, foto-foto syur perempuan kelahiran 1988 itu beredar ke publik. Tak jelas siapa yang mengedarkan dan siapa sumbernya. Dalam wawancara eksklusif dengan TransTV, Rani tak menyinggung soal tersebut.
Dalam kemunculannya ke publik, Rani mengaku mengalami pelecehan oleh pimpinan. Ia merasa tertekan dan akhirnya menghilang. Bukan untuk bersembunyi, melainkan hanya mengikuti terapi depresi.
(try/nrl)