Taufiq Kiemas dan Sejarah Gagasan Empat Pilar

Taufiq Kiemas dan Sejarah Gagasan Empat Pilar

- detikNews
Senin, 10 Jun 2013 09:12 WIB
Jakarta - Taufiq Kiemas telah tiada. Namun meninggalkan 4 pilar kebangsaan yang digagasnya, meski kini masih kontroversial.

Sejak terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MPR Oktober 2009, Taufiq langsung tancap gas mengadakan rapat dengan ketua-ketua Fraksi MPR menyusun program Sosialisasi UUD 1945, termasuk Pancasila.

"Disinilah muncul gagasan Empat Pilar berbangsa dan bernegara dari Ketua MPR, yang isinya menguraikan pentingnya menjaga NKRI dengan mengamalkan Pancasila agar kita tidak terperosok mengikuti jejak Uni Sovyet dan Yugoslavia, yang pecah menjadi berpuluh-puluh negara," kata Ketua Fraksi Gerindra MPR, Martin Hutabarat, kepada detikcom, Senin,( 10/6/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat pilar kebangsaan adalan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Belakangan gagasan empat pilar digugat karena dianggap tak pantas mensejajarkan Pancasila sebagai dasar negara dengan 3 pilar lainnya.

Awalnya muncul perdebatan keras saat gagasan 4 pilar lahir.Terutama mengenai lahirnya Pancasila, karena awalnya tidak semua setuju Pancasila disebut lahir pada 1 Juni 1945. Ada yang berpendapat bahwa Pancasila lahir 18 Augustus 1945, saat disahkan oleh PPKI menjadi dasar negara.

"Tapi secara perlahan Almarhum berhasil meyakinkan kami semua bahwa tidak salah kalau tanggal 1 Juni 1945 disebut Hari lahirnya Pancasila, sebab pada tanggal 1 Juni itulah, di sidang BPUPKI Bung Karno pertama kali berpidato menyampaikan gagasannya tentang 5 dasar atau pokok pegangan kita bernegara," terangnya.

Pidato Bung Karno juga disambut tepuk tangan gegap gempita oleh seluruh Anggota BPUPKI. Lima pokok pikiran tersebut sama dengan rumusan Pancasila sekarang pada tanggal 1 Juni 1945 ini juga Bung Karno menyebut nama gagasannya itu Pancasila.

"Sedang pada 18 Augustus 1945, kita sebutlah itu Hari Konstitusi, sebab harilah itulah PPKI mensahkan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar dan ideologi Negara," terangnya.

Dengan gaya diplomasi Taufiq yang lembut ini, tidak pernah lagi ada perdebatan di MPR mengenai lahirnya Pancasila, dan setiap tahun MPR selalu konsisten mengadakan acara memperingati Hari Lahirnya Pancasila setiap tgl 1 Juni dan Hari Konstitusi setiap 18 Augustus.

"Biasanya MPR selalu memperingati 1 Juni di Gedung MPR dengan pidato Presiden. Baru pada 1 Juni 2013 yang lalu MPR memperingati nya pertama kali di luar kota," kenangnya.

Dan itu sekaligus peringatan hari lahirnya Pancasila. Karena setelah kelelahan dari Ende, NTT, Taufiq dirawat di Singapura, hingga tutup usia.

"Di Ende dimana Bung Karno pernah diasingkan selama hampir 5 tahun. Di Ende ini pula minggu lalu saya berbincang banyak dengan almarhum, dan menyaksikan sendiri bagaimana bahagianya Pak TK datang ke Ende, bicara tentang Bung Karno, pendiri negara kita, proklamator, idola dan mertua yang paling dikaguminya. Selamat Jalan Pak Taufiq," tutupnya.

(van/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads