KPK memiliki rekaman pembicaraan dan keterangan saksi mengenai keterlibatan Luthfi sejak awal. Dalam sadapan KPK, Luthfi juga pernah membicarakan mengenai berapa imbalan yang pantas atas bantuan yang diberikan kepada PT Indoguna Utama, yang dibantu untuk mendapatkan proyek impor daging.
Inisiator Pertemuan di Angus House
|
Tak mau gagal lagi, Indoguna lantas menggunakan jasa Ahmad Fathanah dan mengajukan kembali kuota impor daging. Fathanah adalah orang dekat Luthfi. Maria Elisabeth Liman, Dirut Indoguna, bisa mengenal Fathanah setelah dikenalkan oleh Elda Devianne Adiningrat, direktur PT Radina yang sudah sering memenangi proyek di Kementan.
Agar rencana bisa berjalan, diadakanlah pertemuan di restoran Angus Steak House, Chase Plaza, Jalan Sudirman, Jakarta, pada 19 November 2012. Pertemuan itu dihadiri Elisabeth, Elda, Luthfi, dan Fathanah.
Luthfi mengakui pertemuan di Angus House itu merupakan inisiatifnya. Namun dia membantah pertemuan tersebut untuk membahas suap impor daging.
"Pertemuan atas inisiatif saya. Tapi di situ tidak membicarakan masalah kuota," kata Luthfi saat bersaksi dalam sidang lanjutan dua terdakwa suap impor sapi, Arya Abdi Effendi dan Djuard Effendi, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (17/5) silam.
Menurut KPK, Luthfi saat itu berjanji akan memfasilitasi pertemuan antara Elisabeth dengan Suswono. Elisabeth yang kini ditetapkan sebagai tersangka berkepentingan untuk meyakinkan Suswono bahwa kuota tambahan diperlukan dan perusahannya, PT Indoguna, siap untuk menjadi pengimpor.
Menggagas Pertemuan di Medan
|
Luthfi mengakui bahwa pertemuan di Medan itu atas inisiatifnya. Namun dia kembali membantah pertemuan itu untuk membahas kuota impor daging. Suswono yang pernah dihadirkan di persidangan pun membantah mengenai adanya pembicaraan kuota impor daging dalam pertemuan itu.
Para pihak yang hadir dalam pertemuan itu boleh membantah, namun sebelum terjadinya pertemuan di Medan, radar KPK sempat merekam adanya pembicaraan antara Luthfi dan Fathanah pada 9 Januari 2012, dua hari sebelum pertemuan. Diawali dengan pembicaraan mengenai istri-istri Luthfi dengan istilah Pushtun dan Jawa Sarkiya, percakapan tersebut membahas mengenai jatah hasil kerja Luthfi dan Fathanah untuk memasukkan Indoguna sebagai pengimpor kuota daging tambahan.
"Dia (Direktur PT Indoguna Maria Elizabeth Liman) akan memasukkan sekitar 8.000 ton daging. Yang 8.000 ton daging itu, dia (Maria) akan memberikan uang semuanya Rp 40 miliar dibayar tunai," kata Fathanah.
"Eh itu 8.000 saja?" tanya Luthfi.
Fathanah pun menjawab, "Kalau bisa sih sepuluh (ribu), dua puluh, tiga puluh, tapi banyak yang riil, yang dia mau masukkan itu, jadi delapan ribu."
"Ana akan minta, ana akan minta sepuluhlah, ya,β kata Luthfi.
Fathanah menjawab, β10.000 berarti Rp 50 miliar, khusin miliar.β Luthfi melanjutkan, βAa masih, jadi nanti ana akan minta supaya setidaknya segitu.β
Mendelagasikan Kewenangan kepada Fathanah
|
Dalam pertemuan itu dibahas mengenai commitment fee sebesar Rp 40 miliar. Dan untuk pembukanya, Fathanah meminta uang Rp 1 miliar. Permintaan itu disetujui.
Pada Selasa 29 Januari Fathanah mendatangi kantor PT Indoguna untuk mengambil uang Rp 1 miliar yang sudah disiapkan oleh pihak perusahaan. Seusai mengambil paket tersebut, Fathanah langsung mengontak Luthfi.
βEntar, entar malam ada penting banget juga, sangat menguntungkan,β ujar Fathanah kepada Luthfi.
Bergerak Setelah Dikabari Rp 1 M Sudah Dipegang Fathanah
|
Kontak antara Luthfi dengan Rozi dilakukan pada 21.50 WIB. Padahal dua jam sebelumnya, Ahmad Fathanah sudah ditangkap KPK di Hotel Le Meridien bersama mahasiswi Maharani Suciyono.
Lalu pada Rabu, 30 Januari 2013 pagi, Rozi menelepon Elda untuk menyampaikan permintaan Luthfi itu. Pembicaraan keduanya terhenti setelah Elda memberitahukan adanya pemberitaan di media, kantor PT Indoguna disegel oleh KPK.
Halaman 2 dari 5