GL mengaku melakukan aksi itu karena didera masalah ekonomi. Kicauan bohong sebagai korban sekte seks bebas yang disebarnya itu terkadang mampu menyentuh hati orang yang mendengarnya. Ia pun diberi uang.
Guna memuluskan sepak terjangnya, GL bahkan tega menyiksa sang ibu untuk mendapatkan surat salinan dan stempel asli milik kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusda) Kota Bandung. Ia memerintahkan penjaga warnet mengetik surat abal-abal itu. File-file surat palsu itu disimpannya di kamar kos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 pengakuan sensasional GL, pemalsu surat ritual seks:
1. Terobsesi Seks Bebas
|
"Tersangka terobsesi melakukan seks bebas," ungkap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Trunoyudho Wisnu Andhiko kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (3/6/2013).
GL selama ini pemberi informasi atau menghembuskan kabar soal sekte seks bebas di Bandung. Polisi menyelidiki pengakuan GL soal tempat yang dijadikan aktivitas sekte. Pengusutan pun bergulir, namun ucapan pria tersebut tak terbukti. Lantaran menaruh curiga, GL diperiksa secara intensif.
Polisi menemukan petunjuk dari kamar indekos GL di kawasan Caringin, Bandung. Di kamarnya ditemukan sejumlah kertas berupa surat-surat berkop Pemkot Bandung dan instansi Perpusda. Selain itu ada stempel Perpusda.
GL melanggar Pasal 263, 310, dan 311 KUH Pidana perihal pemalsuan surat serta pencemaran nama baik dan fitnah. Ia terancam hukuman 6 tahun penjara.
Guna memastikan masalah kejiwaan GL, polisi melakukan tes psikologi. Kalaupun sudah terungkap hasil tes psikologi, Trunoyudho mengatakan tidak bisa disampaikan lantaran berlaku etika medik soal data pribadi seseorang. Hasilnya bisa diungkapkan saat persidangan. "GL itu pengangguran," kata Trunoyudho.
2. Siksa Ibunda Demi Stempel Asli
|
N diketahui sebagai pegawai di Perpusda Kota Bandung. Kepada polisi, GL mengakui memaksa N agar membawa surat dan stempel tersebut dari kantor. GL pun menyiksa ibunya tersebut agar segera menuruti perintah.
"GL memukul ibunya. Lalu meminta ibunya mengambil contoh surat asli dan stempel Perpusarda Kota Bandung," ucap Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (3/5/2013).
Abdul mengungkapkan, hubungan GL dan ibu kandungnya tersebut selama ini tidak harmonis. Mereka kerap berselisih pendapat. Pengakuan itu diperkuat berdasarkan keterangan dari N serta dua adik GL yang beberapa waktu lalu diperiksa polisi.
GL selama ini pemberi informasi atau menghembuskan kabar soal sekte seks bebas di Bandung. Polisi menyelidiki pengakuan GL soal tempat yang dijadikan aktivitas sekte. Pengusutan pun bergulir, namun ucapan pria tersebut tak terbukti. Lantaran menaruh curiga, GL diperiksa secara intensif.
Polisi menemukan petunjuk dari kamar indekos GL di kawasan Caringin Bandung. Di kamarnya ditemukan sejumlah kertas berupa surat-surat berkop Pemkot Bandung dan instansi Perpusda. Selain itu ada stempel Perpusda.
3. Sensasi Berbuah Uang
|
"Tersangka mengaku hanya mencari sensasi," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Trunoyudho Wisnu Andhiko kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (3/6/2013).
Selain itu, lanjut Trunoyudho, GL mengaku melakukannya karena masalah ekonomi. Dia mengaku-ngaku sebagai pengikut sekaligus korban sekte. Diharapkan, orang yang mendengar ceritanya iba.
"Karena iba itulah orang-orang memberinya uang atau makan. Memang tak seberapa uang yang dikasih, tetapi bagi tersangka sangat berharga," tutur Trunoyudho.
GL merupakan pemberi info kepada polisi soal adanya sekte seks bebas di Bandung sebelum ramainya pemberitaan heboh surat perintah ritual seks. GL berharap timbal balik dari polisi dengan informasi yang diberikan.
Namun ketika penyelidikan, pengakuan GL soal lokasi aktivitas seks bebas itu ternyata tidak terbukti. Lantaran curiga, polisi mengembangkan pengusutan dan menggeledah kamar indekos GL di kawasan Caringin Bandung. Di kamar itu polisi menemukan sejumlah surat dan stempel Perpusda Kota Bandung.
Barang bukti itulah sebagai petunjuk sehingga polisi mengungkap kasus ini. Pemeriksaan intensif terhadap GL dilakukan penyidik. Akhirnya GL tak mengelak sebagai pemalsu surat ritual seks bebas. GL pun ditetapkan tersangka dan ditahan di Mapolrestabes Bandung.
4. Ketik Surat di Warnet
|
"Berkaitan isu sekte seks bebas ini hasil penyelidikan yang kami lakukan menetapkan GL sebagai tersangka. Dia melakukan pemalsuan surat itu," jelas Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Senin (3/6/2013).
Menurut Abdul, kasus ini terungkap setelah jajaran Satreskrim Polrestabes Bandung menggeledah kamar indekos GL di kawasan Caringin Bandung. Polisi menemukan sejumlah salinan surat berkop Perpusarda dan stempel Pemkot Bandung. Surat dibuat di sebuah warnet.
"Setelah itu, GL meminta mengetikkan surat palsu tersebut kepada petugas warung internet (warnet) berinisial AL yang tak jauh dari lokasi indekosnya pada awal 2013 lalu," jelas Abdul.
Polisi mengecek lokasi warnet itu dan memeriksa CPU. Ternyata di dalam CPU terlacak jejak-jejak file dokumen surat palsu. Petugas warnet yang berstatus saksi ini mengakui GL pernah datang dan memintanya mengetik surat-surat perintah palsu yang mencatut Perpusarda Kota Bandung.
Barang bukti dokumen palsu yang disita polisi antara lain dua lembar daftar penilaian jemaah kantor Perpusda, enam lembar penilaian pelaksanaan seks bebas, tiga lembar piagam penghargaan ritual seks bebas, stempel Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah.
Selain itu, dua unit CPU komputer warna hitam, satu lembar hadir apel pagi pegawai kantor Perpusarda, satu print out folder daftar seks bebas, satu print out amplop kantor Perpusda, dan satu foto tersangka GL.
Surat perintah menggelar ritual seks bebas di kalangan PNS Bandung mirip surat-surat edaran resmi dan muncul seminggu belakangan. Ada kop pemkot plus materai Rp 6 ribu.
Di bagian kanan surat tertanggal 31 Januari 2013 itu terdapat logo Pemkot Bandung, perpaduan warna kuning dan biru. Sesuai dengan asal surat, yakni Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, surat itu mencantumkan di Jalan Caringin. Persis seperti alamat instansi tersebut. Isi surat berupa 'Perintah', bernomor 041/019-C-Kapuserda.
Merasa dicemarkan nama dan instansinya, Kepala Perpusda M Anwar melapor ke polisi, Rabu (29/5) lalu.
5. Petunjuk di Kamar Kos
|
GL diketahui sebagai informan yang selama ini menghembuskan kabar sekte seks bebas di Bandung.
"Hasil penggeledahan kemarin (Jumat) di kamar kos GL, kami mendapati petunjuk-petunjuk. Kami menemukan salinan surat dan stempel Perpusarda," ungkap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Trunoyudho Wisnu Andhiko di Grand Hotel Pasundan, Jalan Peta, Kota Bandung, Sabtu (1/6/2013).
Barang yang disita antara lain 6 lembar salinan surat perintah dari Kaperpusarda Bandung, 6 lembar salinan absen karyawan Perpusarda Bandung, 1 rangkap asli penilaian pekerjaan PNS, dan 1 stempel Kantor Perpusarda Bandung. Namun kepemilikan barang tersebut termasuk keaslian format surat dan stempel masih ditelusuri polisi.
Halaman 2 dari 6