Warga Maluku di Jateng Minta TNI Transparan Terkait Tewasnya Rido

Warga Maluku di Jateng Minta TNI Transparan Terkait Tewasnya Rido

- detikNews
Jumat, 31 Mei 2013 17:40 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Jakarta - Ikatan Keluarga Maluku Jawa Tengah mendesak TNI agar transparan terkait kasus meninggalnya warga Saparua, Rido Hehanusa (34). Hal tersebut terkait belum jelasnya kronologi sejak korban dibawa pergi menggunakan taksi hingga diantar menggunakan ambulans Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama dalam keadaan tak bernyawa ke RS Kariadi Semarang.

Wakil Ketua Ikatan Keluarga Maluku Jawa Tengah, Denny Tulaseket mengatakan, dari keterangan yang diperoleh dari saksi, setelah terlibat perkelahian dengan orang yang diduga anggota oknum TNI di cafe Liquid hari Rabu (29/5) malam, korban pindah ke E-Plaza. Di sana ia dihampiri pria yang diduga oknum anggota TNI kemudian diajak masuk taksi dan dibawa pergi pada Kamis (30/5) dini hari.

"Nah, ini kita bertanya. Dari mana Rido kok tiba-tiba jenasahnya diantar ke sini dengan mobil Kesdam? Datangnya dari mana?" kata Denny di ruang pemulasaraan jenasah RS Kariadi Semarang, Jumat (31/5/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, pihaknya berharap Pangdam IV Diponegoro bisa memberi kejelasan terkait siapa saja oknum yang terlibat penganiayaan sehingga menyebabkan Rido tewas.

"Kami mohon TNI dan pak Pangdam bisa transparan, bisa ungkap siapa saja oknum yang terlibat dan dari mana aja? Terus berapa orang?," pungkas Denny.

"Saya juga tegaskan saudara kami ini (Rido) bukan preman. Dia punya profesi jelas dan bekerja di pabrik tekstil," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, jenasah Rido tiba di RS Kariadi kemarin malam, Kamis (30/5) pukul 23.00 dengan diangkut ambulans Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama. Kondisi jenasah mengalami luka lebam di seluruh tubuh dan bagian muka babak belur. Sebelumnya, hari Kamis kemarin, empat rekan Rido sudah melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke Denpom IV/5 Diponegoro.

Komandan Denpom IV/5 Diponegoro, Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dan ada indikasi memang dilakukan oleh oknum anggota TNI. Meski demikian ia belum bisa memastikan identitas pelaku.

"Indikasi pelakunya oknum tapi belum tahu siapanya. Begitu sampai kantor saya langsung cek ke sini," tandas Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsi, Jumat (30/5)kemarin.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads