"Nggak terlalu relevan untuk saat sekarang. Urgensi wajib militer itu apa sebetulnya. Dunia kan tidak mengarah ke perang, tapi dialog bilatetal atau multilateral," kata La Ode di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/5/2013).
Menurutnya, kewajiban pelatihan militer tidak masuk akal karena jangka waktu buruh tidak semuanya pasti. Buruh swasta banyak yang bekerja dengan kontrak jangka pendek. Bahkan ada yang bekerja dalam ketidakpastian massa kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Ode justru menyarankan, jika harus diwajibkan pelatihan militer, maka jangan dibatasi hanya untuk kalangan buruh dan PNS saja. Terlepas dari semua itu, La Ode menekankan RUU itu tidak perlu.
"Wajib militer itu diperlukan bagi negara yang memiliki ancaman yang besar. Indonesia tidak memiliki ancaman berarti. Kita tidak sedang berperang dengan Malaysia, Singapura, atau siapa saja. Hubungan di Asia Tenggara semakin cair," pungkasnya.
(dnu/van)