Jenasah tiba pukul 23.00 di ruang Pemulasaraan jenasah RS Kariadi Semarang dibawa oleh mobil ambulans Rumah Sakit Tentara (RST) Bhakti Wira Tamtama. Salah satu saudara korban, Charles Sopakua mengatakan pihaknya memperoleh informasi hari Kamis (29/5) dini hari Rido dibawa dua oknum TNI menggunakan taksi dari E-Plaza ke markas Banteng Raider.
"Dari E-Plaza dibawa pakai taksi ke BR (Banteng Raider). Tidak tahu setelah itu kemana tapi tahu-tahu sudah jadi mayat di sini," kata Charles di ruang pemulasaran jenasah RS Kariadi Semarang, Jl Dr Sutomo, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/5/2013) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harap usut smpai tuntas, siapapun pelakunya. Mereka pikir seorang aparat bisa seenaknya. Kami ingin diusut," tandas Lusi.
"Kondisi Jenasah mukanya hancur dan tubuhnya menghitam seperti dipukuli," timpal Charles.
Menurut informasi yang dihimpun, korban awalnya berada di Liquid cafe, kemudian terjadi keributan antara korban dan tiga orang temannya dengan sejumlah orang yang diduga anggota TNI hari Rabu (29/5) malam. Kemudian perkelahian berlanjut di E-Plaza Kamis dini hari.
Atas kejadian itu, teman-teman Rido sudah melaporkan ke Denpom IV/5 terkait penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum TNI tersebut.
Menaggapi laporan tersebut, Komandan Denpom IV/5 Diponegoro, Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih, mengatakan pihaknya sudah menerima laporan dan ada indikasi memang dilakukan oleh oknum anggota TNI. Meski demikian ia belum bisa memastikan identitas pelaku.
"Indikasi pelakunya oknum tapi belum tahu siapanya. Begitu sampai kantor saya langsung cek ke sini," tandas Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih.
"Di mana dan kapan meninggalnya baru diselidiki serta dicek tempatnya. Sepanjang cukup bukti awal kami tetap tindak. Kami tidak menutup-nutupi, akan sesuai prosedur hukum," imbuhnya.
Saat ini sejumlah anggota TNI dan teman korban masih berada di sekitar ruang pemulasaraan jenasah RS Kariadi Semarang. Di RS tersebut jenasah korban akan menjalani autopsi.
(jor/jor)