Punya Brain Power Luar Biasa, Diaspora Indonesia Berserakan

Laporan dari Berlin

Punya Brain Power Luar Biasa, Diaspora Indonesia Berserakan

- detikNews
Kamis, 30 Mei 2013 18:42 WIB
Berlin - Diaspora Indonesia, apakah WNI atau WNA, mempunyai brain power yang luar biasa. Masalahnya, mereka mempunyai satu ciri menonjol: masih tercerai berai dan tidak saling kenal. Diaspora Indonesia ibarat thousands of unconnected dots (ribuan titik tak terhubung).

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Dr. Dino Patti Djalal saat menjadi narasumber pada pertemuan Forum Diaspora Indonesia di Jerman, yang diselenggarakan di Berlin baru-baru ini.

"Selama di AS, saya selalu bertemu inovator, entrepreneur, pelopor, edukator dari diaspora Indonesia. Karena itu, Diaspora Indonesia lebih dari sekedar perantau, namun suatu komunitas besar yang padat ilmu, ide, modal dan jaringan," ujar Dubes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut Dubes, seringkali hubungan mereka dengan tanah air juga minim. Hal ini membuat diaspora menjadi komunitas yang penuh potensi tapi lemah koneksi.

"Untuk itulah pertemuan diaspora semacam ini perlu untuk dilakukan to connect seperti halnya diaspora Israel atau pun India," imbuh Dubes.

Dubes menambahkan bahwa sudah waktunya pendekatan diaspora juga dijadikan kebijakan nasional, sebagaimana telah disinggung oleh Presiden Yudhoyono yang menyatakan bahwa konsep diaspora adalah 'strategi baru' Indonesia.

Menurut Dubes, dalam upaya Indonesia untuk menjadi kekuatan dunia, lingkaran pertama yang otomatis perlu dibina adalah komunitas diaspora yang secara alami mempunyai kaitan batin dan tali sejarah dengan Indonesia.

"Pendekatan diaspora bukan pendekatan legalistis yang kaku (hanya WNI) namun pendekatan kultural yang lembut dan luwes," tegas Dubes.

Dalam pendekatan ini, jelas Dubes, semua orang Indonesia di luar negeri, selama masih cinta Indonesia, dianggap sebagai saudara, sebagai bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia dan lebih penting lagi sebagai aset.

Dalam presentasinya, Duta mendefinisikan Diaspora Indonesia dengan merujuk pada semua orang di luar negeri yang berdarah, berjiwa dan berbudaya Indonesia, baik yang masih WNI maupun yang sudah menjadi WNA.

Mengenai berapa jumlah diaspora Indonesia, Dubes mengaku tidak ada yang tahu persis.

"Yang pasti, jumlah diaspora Indonesia jauh lebih banyak dari yang diperkirakan, dan jauh lebih besar dari jumlah WNI di luar negeri yang tahun 2010 tercatat sekitar 3 juta orang," terang Dubes.

Dubes mencontohkan bahwa di Madagaskar tercatat hanya 57 pemegang paspor Indonesia namun 60% penduduknya keturunan Indonesia. Di Afrika Selatan, tercatat 334 WNI, namun diketahui ada 1,2 juta keturunan Indonesia, bahkan ada kota bernama Makassar.

Di Kaledonia Baru ada tercatat 334 WNI, namun keturunan Indonesia berjumlah sekitar 7.000 orang. Di Belanda, walaupun WNI hanya 15,000, konon ada 1 juta yang berdarah Indonesia. Apalagi di Malaysia, dimana tercatat ada sekitar 1,5 juta WNI.

"Secara hitungan kasar, jumlah diaspora Indonesia paling tidak 2 kali jumlah penduduk Singapura, dengan pendapatan per kapita 5 kali lipat per kapita di Indonesia,” pungkas Dubes.


(es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads