Setibanya di markas Denpom IV/5 Semarang. Massa yang menggunakan 4 bus dan sejumlah mobil itu langsung berbaris dan membentangkan spanduk bertuliskan "Tuntut Keadilan! Tunda Pengadilan 11 Kesatriya Kopassus Sebelum 7 Pembunuh di Hugos Tertangkap".
Kemudian 3 orang berpakaian adat Yogyakarta melakukan ritual dengan membakar dupa, doa bersama, dan menabur bunga. Mereka membawa oleh-oleh berupa bakpia, kopi, rokok, gudeg dan salak yang rencananya akan diberikan kepada 12 Kopassus. Mereka juga membuat dua penghargaan untuk 12 Kopassus dan Serka Heru Santoso yang menjadi korban tewas dalam peristiwa Hugos Cafe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesatria Kopassus tersebut sudah memenuhi rasa aman di Yogyakarta karena preman sudah banyak mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan," kata Muhammad Jazir di markas Denpom IV/5, Jl Pemuda Semarang, Rabu (22/5/2013).
Sementara itu, Komandan Detasemen Polisi Militer IV/5 Letkol CPM (K) Tri Wahyuningsih mengatakan, pihaknya tidak bisa memberikan izin untuk bertemu karena tersangka, berkas perkara, dan barang bukti sudah dilimpahkan ke Oditur Militer II-11 Yogyakarta kemarin.
"Kalau mau besuk, maaf, saya punya Propam untuk satuan ini. Kebetulan tersangka dan barang bukti sudah diserahkan ke Oditur Militer Yogyakarta. Tidak ada kewenangan memberi izin besuk di satuan saya karena sudah kewenangan oditur militer," terangnya.
Namun setelah dilakukan dialog, 5 orang diizinkan masuk dan bertemu dengan 12 Kopassus yang masih berada di markas Denpom IV/5 Semarang. Sebelum bertemu 12 Kopassus tersebut, mereka diminta meninggalkan barang bawaan di luar.
Diketahui 54 elemen yang datang dengan maksud menjenguk 12 Kopassus di antaranya, anggota Sekber Keistimewaan DIY, FKPPI DIY, Pareanom, GP Ansor Kota Yogyakarta, Jogja Boxing, Banser Bantul, Komunitas Songsong Buwono, PKL Yogyakarta dan Sleman, Supporter Maident, serta Paksikaton. Mereka mengenakan seragam atau pakaian khas masing-masing organisasi.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini