Waspadalah, Obat Kuat Crocodile Drug adalah Narkoba

Waspadalah, Obat Kuat Crocodile Drug adalah Narkoba

- detikNews
Rabu, 22 Mei 2013 12:42 WIB
Jakarta - Ketatnya pemberantasan narkotika, tidak mematikan 'kreatifitas' produsen narkoba memproduksi varian baru. Salah satu yang diwaspadai polisi agar tidak masuk ke Indonesia adalah desomorfine atau bahasa pasarannya disebut 'crocodile drug' dan dijual sebagai obat penambah stamina.

"Ini perlu diwaspadai, jangan sampai masuk ke Indonesia dan masyarakat perlu tahu agar tidak sembarang menerima tawaran mengkonsumsi obat-obatan penambah stamina," kata Wakil Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Rachmad Wibowo kepada detikcom, Rabu (22/5/2013).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), tercatat ada 251 jenis narkoba baru dan 14 di antaranya sudah masuk ke Indonesia. Satu di antaranya yakni katinon metil dioksin yang merupakan turunan dari chatinone yang belum terdaftar dalam jenis narkotika golongan I.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi sejauh yang kita ungkap, crocodile drug belum ditemukan di Indonesia," kata dia.

Informasi yang diperoleh Kepolisian Daerah Metro Jaya dari DEA (Drug Enforcement Administration), crocodile drug ini diproduksi di Eropa Timur.

"Di negara-negara bagian Eropa Timur, crocodile drug itu khusus substitusi narkotika yang susah didapat disana seperti heroin dan meth, akhirnya mereka meracik sendiri," jelas dia.

Bentuknya, crocodile drug ini berupa serbuk. Crocodile drug bisa dikonsumsi dengan cara disuntikkan seperti morfin dan heroin atau dihisap.

"Crocodile drug ini jenis narkotika baru yang sangat berbahaya," kata dia.

Ia menjelaskan, crocodile drug ini diracik dari zat-zat yang dijual bebas di pasaran dan sangat mudah didapatkan, seperti iodine, codien, asam klorida, fosfor merah dan bensin. Crocodile drug di pasaran dikenal juga dengan sebutan krokodile, krokodil, crocodile tears, opiods.

Efek dari penggunaan crocodile drug dapat memberikan halusinasi, depresan, stimulan dan adiktif. Bila dikonsumsi secara terus-menerus dapat merusak sel jaringan kulit.

"Ini narkotika ganas dan menggerogoti daging pecandu. Akibatnya, si pengguna akan mengalami kerusakan jaringan kulit di mana nantinya kulit akan mengeras seperti kulit buaya dan bisa mengelupas," papar dia.

Untuk mengantisipasi penyelundupan narkotika jenis baru ini, aparat Kepolisia Daerah Metropolitan Jakarta Raya senantiasa bekerjasama dengan instansi lain seperti bea dan cukai.


(mei/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads