"Tim geng motor ini, bukan sembarangan. Mereka juga membentuk tim intelijen. Intelnya bekerja untuk memata-matai gerakan polisi," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Arief Fajar kepada detikcom, Kamis (16/5/2013).
Adanya tim tim intelijen ini, lanjut Arief berdasarkan hasil pemeriksaan 16 tersangka geng motor. Para geng motor punya peran masing-masing. Ada yang bertugas sebagai eksekutor sebagai pejambret, curanmor dan ada bertugas sebagai intelijen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arife mencontohkan, misal ada polisi yang bergerak dengan mobil dan pakaian resmi, maka intel bertugas menginfokan hal itu. Mulai jam bergerak dari Markas Polresta, lokasi yang dituju, hingga sampai pukul berapa operasi selesai.
"Makanya ketika kita razia jam berapapun geng motor menghilang. Dan ketika tim selesai operasi, saat itulah mereka bereaksi berbuat kriminal menjambret, merampas motor dan lainnya," kata Arief Fajar.
Sejak itulah, polisi tidak lagi merazia geng motor dengan berpakaian seragam. Tim Polresta dari reskrim dan intel diturunkan jika melakukan razia.
Ada juga akal yang lain yang diterapkan geng motor. Beberapa geng disuruh buat onar di salah satu tempat. Begitu polisi terfokus di satu lokasi, geng motor lainya bergerak di lokasi yang tidak terpantau.
"Jadi jaringan mereka ini cukup rapi. Mereka ini adalah penjahat yang profesional," kata Arief.
(cha/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini