Kemendagri hadir di DPR diwakilkan oleh Dirjen Kemendagri Irman, karena Mendagri Gamawan Fauzi absen hadir. Dalam pemaparan awal, Kemendagri menyampaikan perkembangan perekaman e-KTP hingga saat ini.
Irman kemudian sampai pada penjelasan soal perlunya card reader untuk membaca chip dalam e-KTP. Dalam rapat itu, Kemendagri membawa 3 model card reader untuk ditunjukkan di hadapan komisi II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irman meminta salah seorang stafnya menunjukkan card reader yang dimaksud. Maka tampaklah sebuah kotak hitam berukuran sekitar 10x10 cm yang disebut sebagai card reader asal Amerika.
Sementara card reader asal Korea adalah sebuah kotak seukuran kartu nama berwarna biru.
"Ini harus tersambung ke PC untuk membaca chip di e-KTP, jadi card reader relatif murah namun harus ke PC dengan standar tertentu," ucapnya.
Setelah menunjukkan dua card reader asal Amerika dan Korea itu, Kemendagri kemudian menunjukkan card reader buatan dalam negeri dari BPPT.
"Kedua yang sudah lolos uji publik BPPT tapi belum ada perusahaan yang memproduksinya. Ini tak memperlukan PC, karena sudah ada di card reader. Ini namanya card reader terintegasi, kalau import harus pakai PC," lanjut Irman.
Card reader yang dimaksud dari BPPT hampir sama dengan ukuran yang asal Amerika, namun berwarna putih dengan tulisan BPPT di atasnya.
"Bisa kami uji, dan keduanya (lokal dan import) tidak perlu jaringan dia offline," imbuhnya.
(iqb/van)