Kejuaraan ini diikuti oleh 567 peserta dari 30 negara termasuk negara yang kuat dalam olahraga catur yaitu Rusia, India, Inggris dan Turki.
Pada World School Chess Champions 2013, Indonesia menyabet juara kedua untuk kelompok usia U-9 yaitu Diajeng Theresa Singgih (Jabar) dan juara ketiga kelompok U-15 Aay Aisyah Anisa (Jatim). Peserta Indonesia belia lainnya rata-rata memasuki rangking 10 besar juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irene dengan berhasil mengumpulkan nilai 6.0, posisi runner-up ditempati pecatur Erdogu Mert (Turki) dengan nilai 5.5 dan pecatur Itkis Boris (Rusia), yang meraih nilai 5.0 harus puas di posisi ketiga.
Dubes RI Athena Benny Bahanadewa yang ikut menyemangati peserta pada kejuaraan tersebut menyampaikan rasa bangganya atas prestasi yang dicapai oleh pecatur belia Indonesia.
"Selain telah mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional, mereka juga menunjukkan ke depan Indonesia akan memiliki banyak GM yang akan mengantarkan Indonesia sebagai negara pecatur dunia," demikian Dubes.
Keikutsertan peserta Indonesia berasal dari peserta Olympiade Olah Raga Siswa Nasional (02SN) Kementerian Dikbud RI dan PB Percasi, mengikutsertakan 11 pecatur belia di kejuraan tersebut pada U-9, U-11, U-13 dan U-15.
Wakil PB Percasi, Yenny Chaidir mengungkapkan kegembiraannya atas kemenangan Indonesia dan akan terus berpartisiapsi pada setiap kejuaraan internasional semacam dengan harapan Indonesia dapat meningkatkan prestasinya di ajang percaturan dunia.
Seri kejuaraan School Chess Internasional 2013 kali ini menurut keterangan Sekretaris I KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti diselenggarakan oleh Federation Internationale des Echecs (FIDE) atau Federasi Catur Dunia, Yunani.
Kejuraan tersebut telah berlangsung sejak 2005 dan Yunani menjadi tempat penyelengaraan pertama pada 2009. Pada 2011, kejuaraan tersebut berlangsung di Polandia.
"Indonesia berhasil merebut 5 kali posisi juara pada periode 2005-2009," pungkas Jani.
(es/es)