"Masih di bawah Rp 5 juta, kalau volumenya besar, makin bisa ditekan," kata Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Hammam Riza, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (14/5/2013).
Menurut Hammam, sebagian besar komponen e-KTP dan card reader memang harus diimpor. Terutama untuk bagian chip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, pada saat BPPT menggelar seminar dengan pengusaha 2 Mei 2013 lalu, sejumlah pengusaha sudah menyatakan ketertarikannya untuk memproduksi card reader bikinan e-KTP. Khususnya dari kalangan BUMN, seperti PT Inti dan lainnya.
"Namun tetap kalau ada produksi massal, kita yang akan menguji standarisasinya. Bukan hanya dari BPPT, tapi ada juga tim teknis Kemendagri, Lembaga Sandi Negara dan kampus," jelasnya.
Hammam menegaskan, siapa pun bisa memproduksi card reader lokal, selama bisa memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Dia juga memastikan, tak ada campur tangan Kemendagri, apalagi monopoli terhadap produksi alat pembaca kartu ini.
"Pokoknya nggak ada kuncian, siapa pun bisa," tegasnya.
Kemendagri mewajibkan pengadaan card reader di semua instansi pemerintah dan swasta pada awal tahun 2014. Jutaan card reader sudah pasti akan dibutuhkan oleh instansi tersebut.
(mad/nwk)