Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan salah satu kegiatan negatif dari geng motor adalah aksi kebut-kebutan. Untuk aksi liar itu, kepolisian akan menggencarkan patroli di titik-titik rawan.
"Kita akan giatkan lagi operasi, kalau razia (geng motor) sudah mulai, di samping Operasi Simpatik, Operasi Cipta Kondisi juga akan digiatkan, terutama ke wilayah-wilayah yang terdaftar rawan kebut-kebutan seperti Jl Asia Afrika, Taman Mini, Jl Benyamin Sueb, ini kita intensifkan untuk patroli ke sana," jelas Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agar tidak terakumulasi lagi keinginan kelompok balap liar, karena efek yang muncul, timbul niatan yang berubah seperti balap liar, show di jalan, jalan umum ditutup dibuat kebut-kebutan, di antara mereka ada yang aniaya orang, bisa jambret atau pencurian kendaraan bermotor," papar dia.
Ia melanjutkan, beberapa kasus yang dilakukan geng motor bahkan berujung pada tindakan kriminal, seperti perampasan motor.
"Beberapa kasus terakhir dilakukan remaja, hal tersebut dilakukan karena ada rasa ingin memiliki motor sehingga melakukan perampasan," kata dia.
Sementara itu, Rikwanto menjelaskan bahwa geng motor merupakan komunitas yang tidak terlalu permanen. Aktivitas geng motor, lebih banyak kecenderungannya ke arah yang bersifat negatif.
"Kalau geng motor ini cenderung negatif. Kemudian mereka bikin komunitas kecil, kumpul-kumpul di satu tempat, kemudian akhirnya berkonvoi menutup jalan. Lebih dari itu melakukan tindakan pidana seperti merampas," jelas dia.
Berbeda halnya dengan kumpulan pemotor yang bersifat komunitas. Menurutnya, komunitas tertentu seperti motor, lebih mengarah kepada hal-hal yang positif.
"Hal-hal yang positif dikatakan komunitas dengan ciri tertentu, orientasinya isi kegiatan di waktu luang seperti turing," kata dia.
(mei/rmd)