Kekerasan Etnis di Myanmar Karena Tak Adanya Keteladanan Pemimpin

Kekerasan Etnis di Myanmar Karena Tak Adanya Keteladanan Pemimpin

- detikNews
Minggu, 12 Mei 2013 11:38 WIB
Pengungsi Rohingya (foto:reuters)
Jakarta - Lebih dari setahun konflik sektarian di Myanmar terjadi. Ribuan warga etnis Rohingya di Myanmar mengalami tindakan kekerasan dari warga etnis lain. Guru Besar Biksu Mahathera, Bhante Jotidhamo mengatakan konflik etnis di Myanmar terjadi bukan karena tidak adanya toleransi.

"Itu karena kurangnya figur keteladanan. Jadi banyak orang bilang toleransi, itu hanya bilang saja. Tapi tidak ada figur toleransi," ujar Bhante usai acara peringatan Hari Waisak di Taman Museum Fatahillah, Jakarta Barat, Minggu (12/5/2013).

Menurut Bhante, sebenarnya yang diperlukan dalam bermasyarakat adalah keteladanan, baik dalam politik, beragama, maupun bermasyarakat. Jadi para pemimpin mampu memberi keteladanan kepada umatnya. Karena kurangnya keteladanan, jadi muncul krisis dan permasalahan di masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau untuk figur toleransi yang baik menurut saya almarhum Gus Dur. Beliau itu mampu mempersatukan umat beragama. Jadi bukan ngomong toleransi saja, tapi beliau sudah melakukan. Nah, Indonesia butuh Gus Dur-Gus Dur baru. Siapapun itu, ya monggo lah," tuturnya.

Konflik sektarian di Myanmar yang melibatkan warga penganut Budha dengan penganut Islam, terutama yang berasal dari Rohingya, telah memakan banyak korban jiwa. Ratusan warga Rohingya tewas dan ribuan orang lainnya terpaksa mengungsi karena serangan brutal yang dilakukan para ekstremis yang menyebut dirinya pengikut Budha.

Para ekstremis ini menyerang warga muslim dan membakar rumah-rumah serta masjid-masjid di lingkungan mereka. Pemerintah Myanmar pun dituding gagal dalam melindungi warganya yang penganut Islam.

(rmd/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads