Ical datang ke kantor Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (8/5/2013), pukul 10.30 WIB. Mengenakan batik kuning, mantan Menko Kesra itu datang sendiri.
"Kita ingin membicarakan masalah tentang subsidi BBM dan saya diundang sebagai Ketua Umum Partai Golkar," kata Ical kepada wartawan sebelum masuk ke kantor presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka subsidi BBM harus diarahkan ke subsidi langsung ke masyarakat miskin. Sedangkan yang kaya dan menengah tidak layak mendapatkan subsidi apapun subsidinya, termasuk subsidi BBM. Tentu ada akibatnya, akibatnya harga BBM untuk orang menengah dan orang kaya harus naik," ujar Ical.
Ical menyatakan dirinya setuju dengan kompensasi kenaikan harga BBM berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).
"Jadi kompensasinya harus ada, harus ada kompensasi jangka pendek, misalnya 4-6 bulan, sampai dirasa keseimbangan antara dan pendapatan selesai," paparnya.
"Saya katakan bahwa harus ada kompensasi jangka pendek, apakah BLSM tambahan beras miskin, nanti kita diskusikan kembali, tapi saya tidak menolak. Jadi harus ada BLSM," imbuh pria yang juga pernah menjabat Menko Perekonomian.
Meski demikian, Ical meminta pemerintah tetap memikirkan kompensasi jangka panjang dari penghapusan subsidi BBM. "Sedangkan kompensasi jangka panjang, yang baru terasa dua sampai lima tahun mendatang, harus ada bagi masyarakat miskin," pungkasnya.
(trq/try)