'Serangan balik' yang dia maksud bukanlah serangan bersenjata, melainkan melakukan langkah politik luar negeri yang cerdas. Diplomasi yang jitu dapat melawan penggalangan dukungan separatisme dari luar negeri.
"Kita harus melakukan 'counter', penggalangan. Ini conditioning dari Intelstrat (Intelijen Strategi)," kata Hendro di Hotel Dharmawangsa, Jl Brawijaya Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Separatisme berhasil karena move di internasional dan diplomasinya berhasil. Makna kemenangan pertempuran bisa hilang semuanya. Ujung tombaknya adalah politik luar negeri," kata Hendro.
Duta besar Indonesia dapat menjadi garda depan kegiatan intelijen terbuka guna menarik dukungan internasional untuk mengukuhkan kedaulatan NKRI. Maka perlu duta besar yang mumpuni untuk melaksanakan tugas semacam itu.
"Negara-negara moderen banyak menaruh mantan intelijen sebagai duta besar. Itu bukan barang yang semudah kita kira, itu perlu pengalaman," ujarnya.
Hendro menyatakan, Inggris memang merupakan salah satu negara yang berusaha menancapkan hegemoninya di wilayah Nusantara. Itu dialaminya sendiri dalam gejolak Dwikora di Kalimantan Utara (Sekarang Malaysia) medio 1960an.
"Inggris itu dari dulu gitu," ujarnya singkat.
(dnu/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini