Bedanya orkes musik ini dilengkapi suling besar dan kecil serta tom-tom untuk menjaga irama. Juga ada sejumlah alat tiup dari bambu berbagai ukuran yang berfungsi sebagai trombone.
"Ini namanya musik orkes klarinet-bambu. Nama grup kami Irama Bogani," kata si peniup tuba, Syahrir, yang ditemui di Desa Iyok, Nuangan, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, Minggu (5/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agar nggak monoton, kami juga berlatih lagu-lagu pop. Kami latihan tiap malam Senin dan Rabu," ujarnya.
Popularitas musik klarinet-bambu nampaknya lebih baik dibanding Tanjidor di Betawi. Bukan hanya soal kaderisasi pemain tapi juga order untuk tampil dalam pesta pernikahan atau acara ceremoni, tiap bulan selalu ada minimal satu kali.
"Tarifnya tergantung jarak sih. Untuk tampil di acara 2 hari ini, kami dibayar Rp 7 juta termasuk uang jalan. Dipotong 10% buat kas, sisanya yang kami bagi rata bersepuluh," papar Syahrir yang ditemui dalam acara kunjungan kerja Mensos Salim Segaf Al Jufri di kampung nelayan Desa Iyok.
(lh/fdn)