Saat peristiwa terjadi, Khosim tengah tertidur lelap. Dia terjaga dari tidurnya karena mendengar suara keras menyerupai ledakan bom.
"Kejadiannya sekitar pukul 01.30 WIB saat itu saya sedang tertidur, tiba-tiba terdengar bunyi seperti bom, begitu saya lihat kedepan ternyata ada ratusan orang yang melemparkan batu," ujar Khosim saat dihubungi, Minggu (5/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, saat penyerangan terjadi dia melihat sejumlah aparat polisi yang menjaga di sekitar pemukiman Ahmadiyah. Namun, massa tetap saja melakukan perusakan dengan melempari batu-batu ke arah pemukiman jemaat Ahmadiyah.
"Karena kalah banyak dengan massa yang menyerang, personil keamanan ikut berlindung," kata Khosim
Usai melakukan aksi perusakan kurang lebih 5 menit, para kelompok penyerang langsung membubarkan diri. Dia menduga para penyerang mendatangi lokasi dengan berjalan kaki, tidak menggunakan kendaraan. Jarak lokasi penyerangan dengan jalan utama berjarak 600 meter, melewati Kampung Citeguh.
Jemaat Ahmadiyah lainnya, Munawarman, mengatakan massa yang sebelumnya merusak pemukiman warga Ahmadiyah di Tenjowaringin, melanjutkan aksi perusakannya di Kampung Citeguh. Satu mesjid di Kampung Citeguh mengalami kerusakan cukup parah.
"Setelah melampiaskan emosi mereka pulang melewati pemukiman warga di Kampung Citeguh, Saat itu mesjid Baitusubhan habis dirusak oleh massa dan hampir saja dibakar oleh massa," kata Munawarman,
Munawarman mengatakan hingga saat ini pihaknya masih belum bisa mendata jumlah kerugian akibat peristiwa tersebut. Pihaknya tengah fokus dalam menjaga dan memperbaiki kondisi rumah warga yang hancur akibat peristiwa penyerangan semalam.
(edo/ahy)