Sekolah yang terletak di atas tanah garapan di Jalan Kramayuda, Kampung Petukangan, RT 10/05, Rawaterate, Cakung, Jakarta Timur. Sekolah yang dibatasi tembok berlapis setinggi 5 meter milik tiga perusahaan di kawasan itu.
Sekolah yang berdiri sejak tahun 1987 dulunya merupakan sekolah rakyat yang didirikan oleh seorang ibu beranak dua bernama Markamah (46). Dahulu sekolah tersebut bernama Bhineka Pancasila, namun semenjak tahun 2002 sekolah tersebut bergabung dengan Yayasan Al-Istiqomah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiap hari sekolah tersebut selalu dikepung asap pabrik-pabrik disekelilingnya, meski begitu tidak menyurutkan semangat belajar murid-muridnya.
"Biasanya kalau murid sudah mulai tidak konsen gara-gara asap pabrik ya terpaksa dipindah ke kelas bawah," kisah Arif.
Arif menuturkan madrasah tersebut memiliki beberapa empat ruang belajar dengan jumlah murid mencapai 93 siswa. Rata-rata tiap kelas diisi belasan hingga puluhan murid.
"Untuk kelas satu ada 18 siswa, kelas dua 20 siswa, sedang kelas tiga ada 14 orang jadi kalau belajar digabung siswa kelas dua dan kelas tiga jadi satu ruangan," tuturnya.
Sementara siswa kelas 4 yang berjumlah 23 siswa dan siswa kelas 5 memiliki 20 siswa juga digabung dalam pemberian materi pelajarannya, dikarenakan keterbatasan ruangan, lebih lanjut Arif mengatakan untuk kelas 6 mendapat kelas sendiri.
"Kelas 6 cuma ada 6 orang, makannya siswa belajar di ruangan kepala sekolah," lanjutnya.
Arif menuturkan para siswa tersebut umumnya warga yang bertempat tinggal di sekitar sekolah, meski begitu untuk iuran sekolah, pihaknya hanya menarik biaya seikhlasnya.
"Kebanyakan orang tua mereka buruh pabrik di kawasan Pulogadung, bayaran per bulan disini seikhlasnya saja," tuturnya.
Kemarin malam hujan yang mengguyur Jakarta membuat beberapa wilayah di kawasan Jakarta Timur tergenang air. Salah satunya Madarasah Ibtidaiyah Yayasan Al-Istiqomah B. Arief menceritakan sekitar pukul 20.00 WIB malam, air mulai menggenangi pemukiman, alhasil sekolah tersebut ikut kebanjiran.
"Semalem hujan deres, sekolah jadi ikut banjir setinggi 30 cm, tapi para siswa tetap antusias buat belajar," kisahnya.
(edo/nal)