"Sebenarnya ini masih masuk masa transisi. Masa transisi ini, dalam bulan-bulan ini suhu muka laut di Samudera Hindia, termasuk di selatan Jawa dan Sumatera masih tinggi. Di sekitar Indonesia dan Pasifik, ada anomali suhu 0,5-1,5 derajat. Penguapan masih tinggi," jelas Kepala Bidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hariyadi ketika dihubungi detikcom, Kamis (2/5/2013).
Nah suhu muka laut tinggi menimbulkan penguapan air yang tinggi pula, yang disebabkan oleh pemanasan matahari. Pemanasan suhu muka laut ini juga bisa dipindahkan oleh arus laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan angin ini melemah di sekitar Banten, kemudian Jabodetabek, Jawa Barat. Angin membawa uap air hujan, terbawa angin kencang dari Samudera Hindia dan naik menjadi awan, kemudian awan itu menurunkan hujan di Banten dan Jabodetabek," jelas Hariyadi.
Sementara untuk pengaruh cuaca dan iklim global, Hariyadi menyatakan nihil.
Masa transisi ini, memang bisa terjadi lebih dari 1 bulan dari April hingga Mei. Begitu pula masa transisi ke musim hujan dari musim kemarau, masa transisinya bisa Oktober-November.
"Transisi sekarang memang agak beda, karena suhu laut menyimpang lebih panas dari biasanya. Potensi hujan lebih besar dari biasanya," jelas dia.
(nwk/nrl)