Di Pedalaman Kaltim, Hanya untuk Foto Copy Soal UN Harus Tempuh 17 Km

Di Pedalaman Kaltim, Hanya untuk Foto Copy Soal UN Harus Tempuh 17 Km

- detikNews
Selasa, 23 Apr 2013 08:34 WIB
Kepala SMAN 1 Sesayap Hilir Wasis Iryanto menunjukan amplop soal UN yang telah difotokopi (Robert/detikcom)
Tana Tidung - Siswa-siswi SMAN 1 Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Timur baru melaksanakan ujian nasional (UN) pekan ini. UN yang semestinya dilakukan serentak minggu lalu, terpaksa harus ditunda karena kendala distribusi logistik soal. Untuk mengcopy lembar soal saja, panitia harus berjalan menempuh 17 km.

"Kami panitia didampingi pengawas independen dan kepolisian, harus 17 Km ke Tideng Pale (Ibu Kota Kabupaten Tana Tidung) buat memfotokopi soal kemarin karena kekurangan soal. Di Sesayap Hilir ini tidak ada mesin fotokopi," kata Kepala SMAN 1 Sesayap Hilir Wasis Iryanto kepada detikcom, di kantornya, Selasa (23/4/2013).

Sekadar diketahui, Kabupaten Tana Tidung, merupakan salah satu wilayah terjauh di pedalaman Kalimantan Timur bagian utara. Menuju Tideng Pale, ditempuh selama 2,5 jam menelusuri Sungai Sesayap dengan menggunakan speed boat dari Kota Tarakan, yang juga berada di utara Kalimantan Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Wasis, setelah mengetahui bahwa soal UN untuk peserta ujian jurusan IPS kekurangan lembaran soal, panitia harus kerja keras untuk memperbanyak lembaran soal agar peserta didik bisa mengikuti ujian.

"Siswa kami jurusan IPS mata pelajaran Bahasa Indonesia, kekurangan 2 kelas. Sampai Minggu (21/4/2013) malam kemarin, baru jam 23.30 WITA tuntas difotokopi di Tideng Pale. Karena malam selesai, kami kemarin melaksanakan UN tepat waktu pukul 07.30 WITA," ujar Wasis seraya menambahkan peserta UN di SMAN 1 Sesayap berjumlah 42 siswa.

"Persoalan penundaan UN karena kekurangan soal dan distribusi seperti ini, saya harap tidak terjadi lagi. Pemerintah benar-benar harus bisa memetakan dengan baik, wilayah pelosok dan kota, jarak tempuh yang diperlukan, jangan disamaratakan," tegas Wasis.

Persoalan tidak berbeda, juga terjadi di SMAN 1 Sesayap di Tideng Pale. Di sekolah itu, amplop yang dicetak percetakan di Jakarta, tidak menyertakan soal UN untuk siswa IPA bagi SMAN 1 Sesayap, Tideng Pale, Kabupaten Tana Tidung. Akibatnya, UN baru dimulai pukul 08.00 WITA dari jadwal pukul 07.30 WITA.

"UN hari kedua kemarin, ada 1 amplop untuk siswa IPA dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, ternyata berisi mata pelajaran yang sama tapi untuk siswa IPS. Itu tertulis di amplopnya," kata Kepala SMAN 1 Sesayap Agus Salim.

"Setelah kita diskusikan bersama pengawas dan Dinas Pendidikan, soal Bahasa Indonesia ternyata sama untuk IPA dan IPS, tidak ada perbedaan. Ujian untuk siswa IPA, tetap dilanjutkan dengan menggunakan soal Bahasa Indonesia yang diamplopnya tertulis untuk siswa IPS," tutupnya.

(rmd/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads