Sebelum kasus dugaan korupsi di lingkungan Korlantas Polri mencuat ke publik tahun lalu, Irjen Pol Djoko Susilo dikenal sebagai jenderal polisi dengan segudang prestasi dan karya di lingkungan Polri. Bagaimanakah sepak terjang Djoko di Korps Bhayangkara?
Karir kepolisian Djoko Susilo boleh dibilang cukup moncer. Lulus dari akademi kepolisian tahun 1984, karir awal Irjen Djoko dengan menjadi Perwira Pertama (Pama) di lingkungan Polda Jawa Tengah. Karirnya lalu berlanjut Samapta Porles Purbalingga, Kapolsek Wonoreja, Kapolres Cilacap, Kapolrestro Bekasi, Kapolres Jakarta Utara, Kabag Regident, Ditlantas Polda Metro Jaya, Dirlantas Polda Metro Jaya, Wadirlantas Polri, Dirlantas Polri, Kakorlantas Polri, hingga terakhir menjabat Gubernur Akademi kepolisian (Akpol).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prestasi Djoko mulai terlihat terutama sejak dia menjabat Kapolres Jakarta Utara. Namanya bersinar lantaran dapat membangun Mapolres tanpa bantuan anggaran dari APBN dan Mabes Polri. Pembangunan gedung mapolres sepenuhnya dibantu pengusaha.
Saat diangkat menjadi Dirlantas Polda Metro Jaya, Djoko kembali menorehkan sebuah terobosan. Salah satu terobosan yang diciptakannya adalah merintis Traffic Management Center (TMC) yang dilengkapi dengan CCTV dan layanan SMS. Tidak hanya itu, aku twitter TMC Polda Metro Jaya juga banyak membantu masyarakat dalam memberikan informasi penting soal lalu lintas dan peristiwa yang terjadi di Jakarta dan wilayah lainnya.
Djoko juga meremajakan armada patroli dengan mendatangkan puluhan sepeda motor Yamaha dan Harley Davidson yang diperuntukkan bagi Subdit Patwal dan Brigade Motor. Padahal saat itu efisiensi sepeda motor Harley untuk pengawalan dipertanyakan.
Pada 2009-2012 terjadi reorganisasi Polri yang menjadikan institusi Ditlantas ditingkatkan ke Korps Lantas dengan pati bintang dua sebagai Kepala Korps. Kapolri saat itu yang dijabat Bambang Hendarso Danuri mempromosikan Djoko sebagai Kakorlantas yang baru. Otomatis Djoko mendapat promosi bintang dua (irjen).
Saat peringatan Hari Konsumen di TMII, Djoko dengan bangga mempresentasikan kendaraan simulator ujian SIM di depan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Telegram Rahasia (TR) keluar lagi pada 2012 di mana Djoko dipromosikan menjadi Gubernur Akpol yang berkedudukan di Semarang. Baru beberapa bulan menjabat, Djoko sudah mengganti beberapa armada mobil dan sepeda motor para pendidik dan operasional dengan menggandeng pabrikan besar.
Pada Mei 2012 lalu, Djoko bersama 15 pati lainnya mendapat penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama yang disematkan oleh Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo. 15 Orang lainnya antara lain Kabareskrim Polri Komjen Pol Sutarman, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Rajab, dan Irjen Pol Saud Usman Nasution.
Namun bintang terang karir Djoko berhenti saat dirinya memangku jabatan sebagai Gubernur Akpol. Pengaduan masyarakat ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghentikan langkah Djoko untuk bisa mencapai puncak karir di Korps Bhayangkara sebagai Kapolri. Djoko ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus proyek pengadaan kendaraan roda dua dan roda empat simulator ujian SIM tahun anggaran 2011 yang beraroma suap. Kantor yang dulu dipimpinnya, gedung Korlantas di Jl MT Haryono, Jaksel, bahkan sempat digeledah. Penggeledahan tidak berlangsung mulus karena ada tarik ulur antara penyidik KPK dan petugas Korlantas.
(rmd/ndr)