"Rp 20 Miliar harus dipakai untuk memberikan layanan pada guru-guru yang ada di daerah terdepan, terluar, tertinggal. Itu untuk menyelesaikan S1 atau D4 secara gratis," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh di kantornya, di Jl Sudirman, Jakarta, Senin(22/4/2013)
Di dalam acara ini turut hadir Dirjen Pendidikan Djoko Santoso dan Rektor Universitas Terbuka, Tian Belawati. Dana sebesar 20 M berasal dari dana hibah Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) yang diberikan oleh Universitas Terbuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai bantuan bagi pengajar TKI di luar negeri, menurutnya untuk mewadahi tingginya minat melanjutkan pendidikan. Terutama di Korea, Singapura dan Hongkong yang ternyata UT memiliki banyak mahasiswa.
M.Nuh juga menekankan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat agar tidak menjadikan universitas terbuka sebagai pilihan alternatif. Ia melihat selama ini, orang menjadikan UT sebagai alternatif paling akhir jika sudah tidak menemukan universitas lainnya.
"UT tidak boleh menjadi pilihan alternatif. Harus terus menerus meningkatkan materi dan metodologi pembelajarannya," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Rektor UT, Tian Belawati menjelaskan sekitar 78% dari 493.000 mahasiswa UT berstatus guru yang belum menamatkan S1. Dengan beasiswa ini, siswa dapat menghemat biaya kuliah sekitar 4,8 juta rupiah pertahunnya.
"Dana ini mensubsidi kegiatan operasional tutorial baik untuk tatap muka maupun online," jelas Tian.
Dana sebesar 20 miliar ini dijanjikan akan cair di hari Rabu (24/4) oleh pihak kementerian keuangan. Pihak UT akan segera mensosialisasikan pada guru pedalaman.
"Ada juga dalam data basenya kami, guru yang tidak melanjutkan sekolah karena keterbatasan dana. Ini akan kita coba sapa lagi," pungkas Tian.
(lh/lh)