"Sehingga walaupun kemarin sempat ada kekurangan dan di fotokopi. Fotokopi itu masih sah. Itu kan persis sama. Tidak ada yang berubah," ujar Mendikbud M Nuh.
Hal itu dikatakan usai jumpa pers terkait Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri untuk Univeritas Terbuka di Kantor Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Seni (22/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam fotokopi pun selalu saya sampaikan 1, pimpinan PTN, kedua dinas, ketiga ada kepolisian. Untuk memastikan ngopinya itu betul tidak dikopi trus dimasukin saku. Dan ngopinya sesuai aturan. Dari situlah hasil kopian ini secara substantif tidak cacat. Artinya tetap dibenarkan," jelas mantan Rektor ITS ini.
Meski banyak pihak menilai UN tahun ini kacau, Nuh tak telalu mempermasalahkannya. Menurutnya substansi dari UN itu, yakni naskah UN tidak ada kebocoran.
"Apa sih yang dipersoalkan orang? Tapi yang saya pegang kan substansinya. Substansinya kan naskahnya. Entahkah itu naskahnya dari cetakan, print-printan atau fotokopian substansinya ada d isitu. Selama ini tidak bocor dan lari ke mana-kemana berarti secara substansi masih bisa dipertanggungjawabkan. Dari situlah kami sesuai fakta, tetap secara substansi UN ini tetap sama," paparnya.
Nuh menjamin tidak ada kebocoran dalam soal UN SMP. Nuh memastikan naskah soal dipegang dan dibaca oleh pihak-pihak yang berwenang.
"Nggak (bocor). Yang bocor itu kalau yang membaca atau membawa naskah bukan yang berwenang. Itu bocor namanya. Tapi kalau orang yang berkewenangan, bukan bocor. Karena dia wewenang. Jadi pengertian bocor itu bukan soal ada yang baca atau tidak tapi yang membaca itu berwewenang atau tidak," kata Nuh.
Yang penting naskahnya nggak bocor, UN tetap sah?
"Masih. Masih tetap sah. Yang menyebabkan ketidakabsahan UN itu adalah kebocoran soal. Karena UN itu penilaian pribadi," jawabnya.
(mpr/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini