"Baru. Betul. Dikeluarkan anunya tanggal 20-an Maret, baru 1 bulanan sudah jatuh. Makanya kita belum bisa memastikan penyebabnya. Baru kok jatuh, gitu," ujar Mangindaan di Istana Negara, Jakarta, Rabu(17/4/2013).
Mangindaan menjelaskan, sesuai aturan jadwal uji kelaikan rutin yang harus dilakukan untuk setiap pesawat. "Kita ada yang rutin. Ada yang 2 tahun, ada yang 6 bulan. Teknis dan sebagainya. Jadi, seperti yang terjadi ini kan sudah diuji. Baru dikeluarkan 23 Maret anunya,, sudah jatuh. Jadi tidak berpengaruh kepada schedule uji kelaikan," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira tidak bisa kita secepatnya memutuskan penyebabnya. Karna berbagai masukan-masukan tentu kita cari lagi. Tapi KNKT dalam hal ini sudah banyak mendapat masukan. Kita tunggu sajalah. Jangan beragumentasi yang lain, yang lebih menentukan investigasi adalah KNKT," ujar Mangindaan.
Mangindaan tidak ingin berandai-andai mengenai dugaan kelalaian pihak Lion Air. Sebelum ada hasil investigasi, pihaknya tidak akan memutuskan apapun terhadap Lion Air.
"Jangan dulu kita bilang begitu (kelalaian). Karena tentu harus ada data dulu, bukti dan sebagainya, human erorr kah atau cuaca atau juga teknis mesin dan sebagainya atau juga sistem keselamatan, itu bisa saja, macam-macam. Tapi jangan dulu kita putuskan atau mengatakan karena ini, karena ini. Kasihan nanti salah. Jadi kasihan kita berikan berita bohong," paparnya.
Evaluasi dari Kemenhub sendiri antisipasi agar tidak jatuh lagi? "Kalau kita bicara keselamatan kita sudah punya sistem sendiri. Mulai dari pesawat itu selalu ada pemeriksaan uji kelaikan dan sebagainya, ada audit dari pesawat itu sendiri yang selalu kita lakukan, ada yang 2 tahun, ada yang 6 bulan, ada yang secara khusus. Seperti yang terjadi seperti ini, ada khusus. Khusus ini biasanya seperti sekarang ini dari Amerika boeing kalau ngga salah datang ke Bali dan sebagainya, itu salah satunya safety action dari boeing itu juga khusus dari mereka," ungkapnya.
Pesawat Lion Air jenis Boeing 737-800 NG dengan nomor JT 904 dari Bandung ke Denpasar gagal mendarat dan jatuh di perairan dekat Bandara Internasional Ngurah Rai sekitar pukul 15.35 WITA, Sabtu (13/4).
(mpr/fdn)