"Berjaya tetap menjadi ksatria kecintaan rakyat, karena Kopassus anak rakyat bersumpah setia untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. Jangan lupa hukum tertinggi dari segala hukum adalah keselamatan rakyat, Iini harus menjadi satu pegangan," kata mantan Kepala BIN AM Hendropriyono di sela-sela Ultah Kopassus di Cijantung, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Hendro juga meminta agar kasus LP Sleman melihat dari sisi sebab akibat. Jangan berdiri sendiri dan hanya dari satu sudut saja. "Kenapa itu bisa terjadi?" imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak suka negara kita dikuasai oleh preman, preman adalah penjahat yang berkolaborasi, berkolusi dengan yang berwenang atau penguasa," jelasnya.
Menurut dia, para prajurit yang melakukan penyerangan itu secara hukum salah, tapi secara moral baik. Dia pun membandingkan tragedi penyerangan LP Sleman dengan kasus penembakan pelaku teroris yang hendak meledakkan bom.
"Ditembak mati kalau secara hukum itu tindak pidana belum selesai tidak bisa dituntut, apalagi langsung dituntut tembak mati, yang nembak mati kalau secara hukum itu tetap harus dihukum tetapi dia bukan orang jelek secara moral orang baik itu pun terjadi di sini," tuturnya.
Hendro juga menyampaikan, kendala yang dihadapi prajurit yakni tak didukung kekuatan politik. "Karena politik karena politisi dan itu sudah konsekuensi. Makanya kalau dibilang stres yang paling stres itu hidup prajurit, sudah setengah mati sampai mati. Kalau politik prajurit harus loyal," tutupnya.
(edo/ndr)