Populasi Terus Menurun, Yaki 'Si Monyet Petani' Kini Terancam Punah

Populasi Terus Menurun, Yaki 'Si Monyet Petani' Kini Terancam Punah

- detikNews
Selasa, 16 Apr 2013 04:16 WIB
Manado, - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulut akan menggelar workshop bertajuk 'Selamatkan Yaki'. Populasi monyet endemik Sulut yang nama latinnya Macaca Nigra atau dikenal dengan Yaki Panta Merah terus menurun sejak 30 tahun lalu.

"Terjadi penurunan 80 persen, dan bahkan oleh IUCN, Yaki sekarang terdaftar sebagai satwa yang terancam punah," kata Kepala BKSDA Sulut Sudiyono dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (15/4/2013).

Penyebab utamanya, kata Sudiyono adalah karena kehilangan tempat tinggal dan tekanan perburuan yang tinggi. "Dengan penurunan ini diperlukan suatu usaha bersama atau kerjasama dalam menyusun strategi konservasi untuk membantu melestarikan spesies unik ini," terangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cagar Alam Tangkoko dengan luas 8800 ha, di Kota Bitung, merupakan benteng terakhir bagi monyet jambul hitam Sulawesi ini. Tangkoko merupakan cagar alam yang terdiri dari Tangkoko dan Gunung Duasudara, taman wisata alam Batuangus dan Batuputih.

"Sekarang adalah waktunya untuk melihat masa depan dari cagar alam dengan saling bekerjasama antara pengelola area, ekowisata dan komunitas lokal, dengan tujuan mencegah perburuan Yaki, menjaga habitatnya demi kepentingan masa depan," jelas Sudiyono.

Kegiatan kampanye dan upaya penyelamatan Yaki bekerjasama dengan Pasific Institute, Selamatkan Yaki, Bappeda Sulut, Yayasan Macaca Nigra, dan Primate Conservation Foundation.

Harry Hilser, Field Programme Manager Selamatkan Yaki, menyatakan, kegiatan itu diharapkan bisa menghasilkan suatu Species Action Plan-SAP, yang menyiapkan informasi dasar mengenai spesies target, ringkasan mengenai segala kegiatan konservasi yang sedang dilaksanakan.

"Dengan konsultasi, rekomendasi dan acuan kerja bagi kegiatan konservasi untuk pengembangan mitigasi terhadap semua ancaman utama penyebab penurunan populasi," tutur Hilser.

Yaki (macaca nigra) dikenal merupakan binatang penyebar biji yang baik. Sebagai ‘petani’ dalam hutan, Yaki menjadi salah satu kunci ekologi dari suatu ekosistem. Yaki juga merupakan ‘flagship’ penting sebagai perwakilan dari keanekaragaman hayati daerah Sulawesi Utara.



(fdn/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads