"Seharusnya tiga tahanan yang ikut ujian, tapi hari ini dua siswa lainnya tidak dapat mengikuti ujian," kata Kasat Tahanan dan Barang Bukti Polres Jakarta Timur, Kompol Suharto, saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, Kamis (15/4/2013).
Ketiga tahanan tersebut merupakan pelajar SMK di Jakarta Timur. Pelaksanaan ujian dilakukan di lantai enam Ruang Binaan, Mapolres Jakarta Timur. Tidak ada perlakukan spesial bagi para tahanan dalam melaksanakan proses ujian, mereka diawasi dua orang pihak sekolah dan satu orang pengawas dari Universitas Jakarta (UNJ).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Suharto, kedua tahanan tersebut tidak dapat mengikuti ujian karena tidak ada komunikasi antara orang tua dan guru.
"Orangtua sebelumnya sudah menyepakati anak-anak mereka ujian di sini, tapi waktu dipanggil kemarin mereka mengaku malu belum bayar SPP, padahal itu bukan masalah. Kalau memang masalah administrasi ini menghalangi anak-anak untuk ujian, kami siap menanggungnya," kata Suharto.
Sebagai kepala pengawas tahanan, pihaknya telah menghubungi Suku dinas terkait dan juga pihak sekolah.
"Alasan pihak sekolah mengatakan, saat ini sudah telat, tapi mereka janji untuk mengirimkan naskah dan keperluan yang dibutuhkan dua tahanan itu untuk mengikuti ujian esok hari. Jadi keduanya ikut ujian mundur satu hari," ujar.
Sementara F (18) seorang siswa kelas XII SMK Malaka, Pondok Kopi Jakarta Timur, terpaksa mengikuti Ujian Nasional pada Senin (15/4) akibat terjerat kasus narkoba oleh Polsek Duren Sawit.
"Ya, pasrah aja semua udah kejadian kayak gini," kata F.
F mengaku hanya bisa mengerjakan soal pelajaran yang pernah dipelajari ketika sekolah, dan tambahan pendidikan selama menjadi tahanan.
"Paling ngerjai soal yang seinget-ingetnya saja yang diajarkan di sekolah sama yang di sini," tandasnya.
(edo/ndr)