'Beruntung', pesawat jatuh di perairan, sehingga seluruh penumpang dan awak selamat. Untuk diketahui kecelakaan pesawat di perairan ini bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia.
Berdasarkan catatan detikcom, Senin (15/4/2013), setidaknya terdapat tujuh insiden kecelakaan pesawat yang jatuh di perairan. Meski sebagian besar di antaranya bernasib tak seberuntung Lion Air yang jatuh di perairan Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merpati Jatuh di Laut Kaimana Papua (2011)
|
Kepala Bandara Utarom Gagarin Moniaga menyebutkan, pesawat tersebut jatuh pukul 13.45 WIT, beberapa menit sebelum jadwal pendaratannya di Kaimana. Pesawat diduga mengalami kerusakan mesin. Sebab, sekitar 10 menit sebelum jatuh, pilot Purwadi Wahyudi masih sempat mengontak petugas bandara.
Menurut Gagarin, cuaca saat kejadian sangat buruk. Hujan disertai angin kencang menyulitkan jangkauan pandang awak pesawat. Pesawat yang sudah bersiap-siap mendarat tiba-tiba terangkat kembali akibat angin yang bertiup kencang. Pesawat sempat meledak.
Silkair Jatuh di Sungai Musi (1997)
|
Investigasi kecelakaan ini dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia bersama dengan tim ahli dari NTSB Amerika, Singapura, dan Australia. Pada tanggal 14 Desember 2000, KNKT mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa penyebab kecelakaan tidak dapat diketahui. Namun, NTSB memiliki pendapat yang berbeda. Menurut mereka, kecelakaan ini dilakukan karena kelalaian dari Kapten Tsu.
Lion Air Jatuh di Perairan Dekat Bandara Ngurah Rai (2013)
|
Pesawat bernomor penerbangan JT-904 itu bertolak dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pukul 12.48 WIB. Di bawah pimpinan penerbangan pilot Mahlup Ghozali dan kopilot Chirag Kalra (warga India), pesawat tersebut dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai pukul 15.18 Wita.
Namun, lima menit menjelang jadwal mendarat itu, pesawat jatuh di perairan Pantai Segara, sekitar 10 meter dari ujung barat landasan pacu Bandara Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali. Pesawat bernomor registrasi PK LKS 737-800 NG patah pada dua sisi belakang dekat ekor.
Pesawat Kashmir Princess di Perairan Natuna (1955)
|
Sebenarnya insiden ini tidak masuk kategori kecelakaan mengingat pesawat tersebut meledak karena terdapat bom yang sengaja diletakkan di pesawat itu. 16 orang yang ada di atas pesawat tewas. Tiga orang selamat
Pesawat ini bertolak dari Bombay India, lalu ke Hong Kong baru kemudian ke Jakarta membawa rombongan untuk menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung. Berdasarkan hasil penyelidikan setelah kejadian, diketahu target pengeboman pesawat ini adalah Perdana Menteri China Zhou Enlai.
Zou memang sedianya dijadwalkan akan berada di dalam pesawat tersebut. Namun di menit-menit akhir, Zou memilih untuk menggunakan pesawat yang lain.
Pesawat Merpati Vickers Viscount Jatuh di Pantai Padang (1971)
|
Seluruh penumpang dan kru berjumlah 69 orang meninggal. Pesawat bertolak dari bandara Kemayoran Jakarta ke Pandara Tabing, di Padang. Seluruh korban merupakan WNI kecuali seorang doktor berpaspor Jerman dan istrinya, serta seorang pilot helikopter berkebangsaan Inggris.
Garuda Indonesia Jatuh ke Bengawan Solo (2002)
|
Di tengah kondisi darurat tersebut, Kapten Abdul Razak melihat ada perairan Sungai Bengawan Solo. Abdul Razak lantas mengontak petugas menara bandara Adi Sutjipto Yogyakarta, mengabarkan pesawat akan mendarat darurat di Bengawan Solo.
Abdul lantas mendaratkan pesawat tersebut di sungai yang berukuran lebar tersebut.Β Dari total 60 orang di atas pesawat, satu awak kabin tewas. Sebanyak 12 penumpang mengalami luka berat dan 10 penumpang mengalami luka ringan.
2. Merpati Jatuh di Laut Kaimana Papua (2011)
Pesawat Merpati bernomor penerbangan MZ-8968 tujuan Sorong-Kaimana-Biak jatuh dan hancur di laut, 500 meter dari Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat, Sabtu (7/5/2011). Semua penumpang yang berjumlah 21 orang dan 6 awak pesawat tewas.
Kepala Bandara Utarom Gagarin Moniaga menyebutkan, pesawat tersebut jatuh pukul 13.45 WIT, beberapa menit sebelum jadwal pendaratannya di Kaimana. Pesawat diduga mengalami kerusakan mesin. Sebab, sekitar 10 menit sebelum jatuh, pilot Purwadi Wahyudi masih sempat mengontak petugas bandara.
Pesawat Adam Air Jatuh di Laut Majene (2007)
|
Penyebab kecelakaan diduga karena cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat. Pesawat jatuh di laut dengan kecepatan tinggi hingga mengakibatkan badan pesawat terbelah dua. Ada 96 penumpang dalam pesawat nahas yang dipiloti Kapten Refri A Widodo itu. Tidak ada satu pun yang selamat.
Halaman 2 dari 8
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini