Nama sopir itu Untung. Dulu dia adalah sopir Kopaja 615 jurusan Lebak Bulus-Tanah Abang dari 2004-2007. Kejadian ini berlangsung pada tahun 2006. Saat ini, Untung sudah jadi sopir pribadi.
"Biasanya penumpang beranggapan kalau sopir dan kondektur bekerjasama dengan copet, padahal sebenarnya mereka hanya mencari aman saja. Saya adalah salah satu sopir yang paling nggak suka kalau mobil yang saya bawa kemasukan pencopet," kata Untung kepada detikcom, Jumat (13/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bila ada copet yang sudah terlanjur masuk ke bus, Untung punya cara lain untuk menyingkirkan mereka. Kejadian ini berlangsung beberapa tahun lalu di kawasan Fatmawati. Saat itu, copet mulai beraksi dan mengincar seorang ibu.
"Karena rasa kasihan saya pada ibu yang hendak dicopet, secara spontan saya rem mendadak mobil saya, dan Alhamdulillah, aksi pencopet itu gagal, walaupun saya kena damprat dari penumpang saya, saya tetap bersyukur," ujar Untung.
Rupanya urusan Untung dengan copet-copet pada hari itu belum berakhir. Sesampainya di Plaza Senayan, semua penumpang turun, namun lima komplotan copet itu belum.
"Tiba-tiba ada benda dingin yang menempel di leher saya yang ternyata adalah sebuah celurit. Salah seorang pencopet itu berteriak, kenapa kau ganggu kami yang sedang mencari makan? kata dia," cerita Untung.
Sambil ketakutan, Untung pun menjawab tak tahu menahu soal 'gangguan' itu. Namun si copet sadar aksinya tak bisa berjalan mulus karena ulah Untung.
"Dengan cepat saya jawab, tadi ada motor berhenti mendadak Bang, kalau tidak ngerem bisa-bisa saya nabrak motor. Tapi para pencopet tetep tidak percaya. Awas sekali-sekali lagi kamu mengganggu kami cari makan, saya habisi kamu," kata Untung menirukan ucapan pencopet.
(mad/nrl)