Aktivis Lingkungan dan HAM Kenya Raih Nobel Perdamaian
Minggu, 10 Okt 2004 02:35 WIB
Jakarta - Aktivis lingkungan dan HAM Kenya, Wangari Maathai, meraih Hadiah Nobel Perdamaian. Maathai menjadi wanita pertama Afrika yang dianugerahi Nobel Perdamaian, sejak hadiah itu digulirkan tahun 1901.Komite Nobel mengatakan, Maathai, yang juga menjadi wakil menteri lingkungan Kenya, adalah contoh bagi semua warga Afrika yang berjuang demi demokrasi dan perdamaian. Komite Nobel mengatakan, Maathai menggabungkan keterlibatan sosial, dan politik, serta bekerja di tingkat lokal serta internasional.Pada akhir 1970-an Maathai memimpin kampanye yang dinamai "Gerakan Sabuk Hijau" untuk menanam puluhan jutan pohon di seluruh Afrika guna meredam laju menyusutnya hutan."Lingkungan itu sangat penting dalam perspektif perdamaian, sebab ketika kita menghancurkan sumber daya, dan sumber daya kita menjadi langka, kita akan berperang untuk itu. Saya bekerja untuk menjamin kita tidak hanya melindungi lingkungan, tapi kita juga memperbaiki cara memerintah," ujar Maathai seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/10/2004).Maathai, wanita berusia 64 tahun ini mengatakan, dia puas bahwa peran vital lingkungan telah diakui. Maathai menyisihkan 194 calon lain, termasuk mantan kepalam inspektur senjata PBB, Hans Blix dan direktur pengawasan energi atom PBB, IAEA, Mohammed ElBaradei, untuk meraih Nobel Perdamaian."Saya bekerja untuk menjamin kita tidak hanya melindungi lingkungan, tapi juga memperbaiki cara memerintah," tambah dia.Profesor Maathai adalah wanita ke-12 yang menjadi pemenang Nobel Perdamaian, sejak penghargaan ini diberikan tahun 1901.Jurubicara pemerintah Kenya mengatakan, ini merupakan penghormatan bagi negaranya.    "Ini merupakan saat sangat penting dalam sejarah Kenya. Bagi kami, ini memperlihatkan, karya Wangari Maathai selama ini telah diakui," kata Alfred Mutu."Kami sangat bangga dengan dia, dan dia berhak menerima semua penghormatan."Tahun lalu, pengacara wanita asal Iran, Shirin Ebadi meraih Nobel Perdamaian, atas perjuangan HAM wanita dan anak di Iran. Penghargaan Nobel, yang juga mencakup 10 juta kronor Swedia, diserahkan di Oslo 10 Desember setiap tahun.
(dni/)