Kisah melawan preman jenis itu diceritakan Lukman Alhakim dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Jumat (12/4/2013). Lukman pengguna bus umum jurusan Kalideres-Cikarang.
Seperti biasa, bus yang ditumpanginya berhenti di Halte Cengkareng, Jakarta Barat. Saat itu ada 3 orang pengamen bertato yang naik. Setelah menyanyi genjrang genjreng mereka lalu meminta uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para preman itu meminta uang dia yang lebih besar nilainya. Saat itu kondisi bus memang sepi sekali, hanya ada beberapa penumpang. Awalnya, Lukman kasihan melihat mereka, tapi karena mereka memaksa, akhirnya Lukman emosi.
"Lalu saya teriak 'lo pikir gw takut lo bertiga, ayo turun sekarang kalo berani'" imbuh Lukman. Teriakan Lukman itu membuat para preman ketakutan. Hingga akhirnya ketiga pengamen itu pergi.
Kisah lainnya dituturkan Invita Ameilia, seorang karyawati di perusahaan di kawasan Kuningan. Pengamen preman beraksi di Kopaja 66 jurusan Blok M-Manggarai. Para pengamen itu naik dari halte bus depan Gedung Sentra Mulia atau diseberang Pasar Festival Jl HR Rasuna Said, Kuningan.
"3 Orang ABG, usia sekitar 18-20 tahun bergaya pakaian hitam-hitam, terlihat seperti anak jalanan, sabuk pinggang tengkorak, mereka tidak mengamen tapi hanya berujar kepada penumpang bahwa 'mereka belum makan, memberi uang Rp 1.000 kepada mereka tidak membuat penumpang miskin, intinya meminta uang," tutur Vita.
Saat itu, Vita hanya mengangkat tangan dan minta maaf. Tapi para pengamen itu tetap berdiri dihadapan dia sampil menengadah tangan dan meminta uang dengan raut wajah memaksa.
"Saya merasa nggak nyaman dengan kehadiran mereka di atas bus tersebut, akhirnya saya kasih saja uang seribu rupiah daripada saya kenapa-napa, begitu pikir saya," imbuh Vita.
Modus meminta-minta uang dengan memaksa juga dialami Vita kala naik Kopaja 66. Seorang ABG memakai seragam SMA memalak para penumpang dengan membawa amplop. Dia berharap, aksi pemalakan di angkutan umum bisa segera dilawan pihak kepolisian.
"Kehadiran mereka begitu membuat penumpang wanita seperti saya merasa was was. Bagaimana solusinya Pak Jokowi supaya preman preman tidak beraksi di angkutan umum Jakarta? Saya ingin sekali naik angkutan umum Jakarta yang aman walaupun belum nyaman," tutup Vita.
(ndr/mad)