"Bukan penolakan. Kita tolak karena lebar jalannya tidak cukup," terang Ahok di balai kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Ahok menjelaskan, pembangunan apartemen itu rencananya dilakukan di ujung lapangan golf Pondok Indah. Tetapi Pemprov DKI tegas menolaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya di Pondok Indah saja, ada juga di Gunung Sahari yang mengalami kasus serupa. "Kita banyak nolak kok. Soalnya tidak masuk akal, jadi bangun dulu, jalan nanti nyusul. Kalau sudah jadi mahal, itu jalan nggaj bisa dibebaskan," jelasnya.
Alasan pengembang yang tidak bisa membebaskan lahan untuk jalan pun dianggap Ahok tak masuk akal. "Kalau begitu nggak usah bangun," tegasnya.
Tapi Ahok punya solusi, kalau pengembang tak mau membangun, Pemprov akan membeli tanah-tanah itu dengan harga yang pantas.
"Kalau dia mau jual, Pemda beli tanahnya. Kita akan bangun Rusun yang tidak ada parkiran mobil dan parkiran motor. Ya semua naik bus, jalan kaki boleh kalau gitu. Yang bikin macet kan itu kan, selalu bangunan ada parkir motor parkir mobil," urainya.
"Makanya Daan Mogot ada rusun. Kita akan bangun 8 blok, kita sudah siapin DED (detail enginering desain) nya. Ada kereta api untuk jalan kereta api di Kp. Duri sama bus," tambahnya.
(jor/ndr)