5 Kisah Pembunuh Sadis Habisi Orang Tersayang

5 Kisah Pembunuh Sadis Habisi Orang Tersayang

- detikNews
Kamis, 11 Apr 2013 10:56 WIB
 5 Kisah Pembunuh Sadis Habisi Orang Tersayang
Jakarta - Entah setan apa yang merasuki pikiran para pelaku pembunuhan ini hingga tega mencabut nyawa belahan jiwanya hingga buah hatinya. Dalih mereka pun beragam.

Motif pembunuhan yang mereka lakukan mulai dari himpitan ekonomi hingga mengaku mendengar bisikan gaib.

Begitu sadar atas perbuatannya, pelaku pembunuhan itu menyesal hingga meratap penuh haru. Pembunuh sadis ini akhirnya duduk di kursi pesakitan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 kisah pembunuh sadis habisi orang tersayang:

1. Hasan Fadli Gorok Istri & 3 Anak

Hasan menggorok leher istrinya Samini dan 3 anaknya, Yaksan Sapuan (12), Nur Widianti (4) dan Musa Faidal (2).

Aksi keji Hasan dilakukan saat sang istri dan buah hatinya tertidur lelap padaΒ  Senin (8/4/2013) sekitar pukul 22.00 WIB.

Hasan menjejerkan jasad korban di ranjang kamar. Semua korban terluka di bagian leher.

Di hadapan polisi, Hasan mengaku sempat tidur bersama keempat anggota keluarganya, lalu berpindah ke ruang lain. Esoknya, ia baru menyerahkan diri ke polisi. Polisi masih terus memeriksa Hasan untuk mengungkap motif pembunuhan itu.

2. Retno Benamkan Vicky Gara-gara 'Burung Kecil'

Retno Purwati (39) tega membenamkan anaknya Vicky Ariska (9) ke dalam air hingga tewas. Ia menyebut alasannya membunuh karena ukuran penis sang anak kecil.

Retno bahkan memaki-maki anaknya saat membenam-benamkan anaknya ke air.

"Kejadian berawal ketika si ibu yang baru pulang jemput sekolah anaknya. Pengakuan pelaku anak memang mau dibunuh karena sesudah disunat kemaluannya semakin kecil dan tambah kecil," ujar Kapolsek Cakung Kompol Azhar Nugroho di lokasi kejadian Jalan Lele RT 05/RW 01 No 37 Kelurahan Jatinegara, Cakung, Selasa (26/2/2013).

Azhar menceritakan korban sendiri sebelumnya telah disunat pada tahun 2012. Namun Retno kemudian khawatir karena kondisi alat kelamin Vicky pasca disunat semakin mengecil.

"Kalau laki-laki nggak ada burung ngapain hidup!" kata Azhar menirukan perkataan Retno saat membenamkan anaknya ke air.

Sementara itu menurut Ketua RT 05/RW 01 Kelurahan Jatinegara, Hermanto mengatakan di rumah tersebut sering terjadi suami-istri ribut gara-gara kemaluan anaknya yang terus mengecil setelah disunat.

"Saat di Polres pelaku cuma bilang ke petugas 'Cek aja di sana masih hidup atau sudah mati'," jelas Hermanto.

Hermanto mengatakan dalam kesehariannya Retno tidak banyak bergaul. Kendati demikian, Retno dikenal baik oleh tetangganya.

3. Nova 'Tenggelamkan' Bayi Kembar di Ember

Nova Wurangian (43) menangis saat melihat jenazah 2 bayi kembarnya yang dia bunuh. Ia sempat pingsan sesaat sebelum kedua jenazah dibawa ke tempat pemakaman.

Nova dibawa tiga penyidik Polresta Manado ke RS Prof Dr Kandou, Jl Raya Tanawangko 56 Desa Malalayang Satu, Manado, sekitar pukul 12.30 Wita, Senin (10/12/2012). Ia diberi kesempatan melihat jenazah dua anaknya kembarnya tersebut sebelum dimakamkan.

Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Nova. Perempuan yang berstatus janda ini tampak sedih melihat jenazah anaknya yang sudah berpakaian lengkap dan ditempatkan di peti. Matanya berkaca-kaca, menangis, kemudian pingsan.

Beberapa teman Nova dan suami tak resminya, Herry Tumelap (61), kaget. Mereka membantu Nova sadar dengan beragam cara.

Tak sampai 1 jam, Nova dibawa kembali ke Mapolresta Manado. Sementara, sekitar pukul 14.15 Wita, jenazah dua anak kembarnya dimakamkan di TPU yang berjarak sekitar 8 km dari rumah sakit. Hanya Herry dan sejumlah kenalan yang ikut dalam pemakaman itu.

Ralva dan Raldy (6 bulan) ditemukan di ember dalam kondisi tak bernyawa, Sabtu (8/12/2012) sekitar pukul 12.00 Wita. Keduanya masih berpakaian lengkap dengan posisi tubuh saling membelakangi, hanya terpisah gayung. Sedangkan bayi kembar lainnya, Raldo (6 bulan), masih terbaring di kasur yang diletakkan di lantai ruang tamu. Ralva dan Raldy tewas dengan cara dibekap, lalu dimaksukkan ke ember berisi air.

4. Nari Gorok Bayi Auliya

Sunari (39) menggorok bayinya dengan pisau dapur. Nari yang menggunakan dress putih ini terlihat shock setelah menyadari harus menjadi pesakitan dalam pembunuhan anak kandungnya sendiri Auliyani Yuliani (14 hari).

Sidang perdana Nari digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Jakarta, Rabu (3/11/2010).

Akibat perbuatannya, penuntut umum menjerat dengan Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) atau Pasal 80 ayat (3) UU KDRT atau Pasal 338 KUHP.

Jaksa Penuntut Umum Sudiharjo, membacakan dakwaan Nari di depan persidangan yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Achmad Solihin.

Kasus ini bermula pada 1 Agustus 2010. Sekitar pukul 08.00 WIB Sugiono, suami Nari berangkat mencari rezeki dengan berjualan ketupat sayur keliling menggunakan gerobak dorong. Saat itu, Nari terlihat sedang menjemur Auliya yang masih berusia dua minggu di depan rumah. Sembari dijemur, Auliya diberi minum susu dengan menggunakan dot. Setengah jam kemudian, Auliya diboyong ke dalam kamar oleh Nari sembari diberikan Air Susu Ibu (ASI).

Auliya pun tertidur. Sementara Nari pun membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Namun, kata Sudiharjo, Nari tak dapat memejamkan matanya. Sekira pukul 11.00 WIB, Auliya menangis. Mendengar Auliya menangis, Nari pun bangun dari pembaringan. Oleh Nari, Auliya dibopong sembari diberikan ASI. Namun Auliya tetap menangis.

Kemudian, Nari beranjak ke ke dapur sembari membopong Auliya. Di dapur, kata Sudiharjo, Nari melihat sebilah pisau. Nari pun mengambil pisau tersebut dan timbul niat untuk menghabisi Auliya. Pasalnya Nari sudah tak kuat merasakan sakit menjalani operasi cesar selepas melahirkan Auliya. Terlebih lagi, Nari sudah tak kuat mengurus Auliya.

Selanjutnya, Nari membawa Auliya menuju ke dalam kamar sembari membawa sebilah pisau. Berada dalam kamar yang terkunci, Nari kemudian duduk sembari memberikan ASI kepada Auliya. Nah, dengan menggunakan tangan kanan Nari menggorok leher Auliya dengan menggunakan sebilah pisau dapur. Setelah digorok, Nari membekap mulut Auliya dengan alasan agar tidak terdengar suara erangan dari bayi yang masih merah tersebut. Setelah Auliya meninggal dunia, Auliya dipangku.

Nah pada saat itu, terdapat suara yang mengetuk pintu. Ternyata, orang yang mengetuk pintu adalah Sugiono, suami Nari. Melihat ceceran darah Auliya, Sugiono terperanjak. Nari pun berujar kepada Sugino, "Mas bayimu wis tak pateni (Mas, bayimu sudah saya bunuh)". Mendengar ucapan Nari dan melihat Auliya sudah tak bernyawa, Sugiono duduk terpaku sembari menangis.

Nari telah disidang. Penasihat hukum Nari, Hermawanto mengatakan tidak selayaknya kliennya diboyong ke meja hijau. Sebabnya, kliennya menghidap sindrom baby blues.

Baby blues, kata dia, merupakan sindrom yang diderita bagi perempuan yang baru saja melahirkan. Dampaknya sangat tergantung pada kekuatan mental perempuan tersebut.

5. Anik Bekap 3 Anak Sekaligus

Anik Koriah (31), sarjana Planologi ITB, membunuh 3 anak kandungnya Umar (9 bulan), Farras (6 tahun) dan Najib (3 tahun) karena takut tak bisa membahagiakan anak-anaknya.

Anik membunuh tiga anaknya dengan cara membekap dengan bantal di rumahnya, Jalan Galaksi I No. 124, Kompleks Margahayu Raya, Bandung, pada Kamis 8 Juni 2006. Ia bahkan pernah 4 kali melakukan percobaan pembunuhan terhadap buah hatinya.

Anik mendekam di Polres Bandung Timur, Jalan Ujung Berung, Bandung. Dia terancam pasal 338 dan 340 KUHP dengan hukuman seumur hidup.

Istri dari Iman Abdullah ini disidang di Pengadilan Negeri (PN) Bandung. Pengacara Aniek, Adardam Achyar, mengatakanΒ  hasil pemeriksaan psikolog menyebutkan Anik diduga mengidap sakit jiwa. Hakim memvonis bebas Anik dan memerintahkan terdakwa harus masuk rumah sakit jiwa untuk menjalani pengobatan selama 1 tahun.
Halaman 2 dari 6
(aan/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads