Pria asli Solo ini berpendapat bukan zamannya lagi pelajar tawuran. Pelajar justru harus giat menuntut ilmu demi meraih masa depan.
Berikut 5 rayuan Jokowi membujuk pelajar menghentikan tawuran:
1. Ganti Kepsek
|
"Kalau saya dengar ada tawuran, kepala sekolahnya diganti! Karena itu tanggung jawabnya," tegas Jokowi dalam dialog dengan pelajar SMA dan SMK DKI Jakarta di SMKN 27, Jl Dr. Sutomo, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (10/4/2013).
Menurutnya, pelajar pelaku tawuran harus tetap dibina.
2. Pelajar Tawuran Jangan Dikeluarkan
|
"Anak yang berkelahi seharusnya jangan dikeluarkan. Kalau dikeluarkan, itu tambah hancur anaknya karena akan dicap di sekolah-sekolah lain," jelas Jokowi.
"Diajak bicara, berdialog dan dibina. Komunikasi itu dilakukan dengan sepenuh hati, keikhlasan, bukan dibentak. Dan masalah itu akan selesai. Percayalah!" sambungnya.
3. Serunya Main Gendongan
|
"Saudara sebangsa dan setanah air Indonesia dan saudara sekota Jakarta. Jangan ada yang berantem. Untuk menunjukkan itu, yang di depan, saya minta untuk menggendong yang di belakangnya," ujar Jokowi di SMKN 27, Jalan Dr. Sutomo No. 1, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2013).
Jokowi sebelumnya sudah meminta 6 siswa dari sekolah yang sering tawuran untuk maju dan berbaris. Masing-masing barisan ada 3 orang. Mereka adalah siswa SMAN 6, SMK 36, SMK 55. Awalnya mereka tampak malu-malu dan segan. Saat siswa naik di punggung temannya, suasana menjadi riuh dengan tepuk tangan sekitar seratus siswa yang hadir.
Siswa yang berdiri di barisan paling depan menggendong siswa lain dari sekolah lain, kemudian bergantian. Jokowi tampak tersenyum melihat adegan itu. "Jadi sesama saudara ya seperti itu. Saling berangkulan, menggendong. Jadi memang harus seperti itu," kata Jokowi.
Jokowi bercerita tentang persaudaraan pelajar-pelajar di Korea dan Jepang yang bisa membangkitkan negara itu dari keterpurukan akibat perang. Kedua negara itu berhasil menjadi super dan makmur karena warganya merasa menjadi satu kesatuan.
"Saya dengar juga tawuran nggak ada di sana. Karena mereka sudah merasa satu, saling gendong menggendong di sekolah," tuturnya.
Setelah itu, Jokowi meminta para siswa tersebut untuk berjongkok dan saling bergandengan tangan. Keenamnya tampak tersenyum malu-malu.
"Senang nggak bisa gandengan antar sekolah seperti itu? Senang gendong atau gandengan? Kalau jawab tawuran, awas!" canda Jokowi yang disambut tawa para hadirin.
"Seperti itulah kekompakan," imbuhnya.
4. Sosialisasikan Dampak Tawuran
|
"Tawuran itu sudah nggak zamannya. Ini bukan zaman jahiliyah lagi, tapi berkompetisi di bidang ilmu. Jadi jangan tawuran-tawuran lagi," wanti Jokowi dalam dialognya dengan pelajar SMA dan SMK DKI Jakarta di SMKN 27, Jl Dr. Sutomo, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (10/4/2013)
Para siswa juga punya andil penting dalam melakukan pencegahan.
"Anak-anak kan juga harus ikut bertanggung jawab. Kalau ada temannya yang berkelahi, jangan hanya guru orang tua dan pemerintah saja. Jadi harus aktif memberitahu teman-temannya tentang dampak dari perkelahian tersebut," kata Jokowi.
Aksi tawuran pelajar di Jakarta sangat sering terjadi. Cukup banyak pelajar tewas mengenaskan dalam aksi anarkistis ini.
5. Tetap Ikut Ujian
|
"Dengan SMA 70, ya yang tawuran kemarin, kan diserahkan ke orang tua untuk dipindah ke sekolah lain. Nah, sudah saya katakan ke kepala dinas dan pihak sekolah untuk ujian tetap di SMA Negeri 70 karena sudah mepet waktunya," kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (19/12/2012).
Jokowi menjelaskan tugas seorang guru tidak hanya mengajar namun juga membangun karakter anak didiknya. Sehingga hak para siswa untuk ikut ujian harus dilaksanakan terlebih dahulu.
"Yah tugas guru tak hanya sekedar mengajar matematika dan biologi, tetapi juga karakter anak, memberikan pendidikan sopan santun dan budi pekerti. Yah itu kan tanggung jawab sekolah," ujar Jokowi.
Ketika ditanya terkait siswa yang telah menjadi tersangka dalam kasus tawuran. Jokowi menyerahkan kepada hukum sebagai bentuk pertanggungjawaban si anak.
"Soal penyelesaian masalah tawuran ya itu masuk wilayah hukum. Yang masuk wilayah hukum biarkan tetap masuk wilayah hukum, bukan urusan saya maupun sekolah. Tugas kita itu mengajar agar yang bandel tidak menjadi bandel," ujar Jokowi.
Akhir September 2012 terjadi tawuran antara sejumlah pelajar SMA 70 melawan SMA 6. Satu orang tewas.
Halaman 2 dari 6