Anggota Koalisi Masyarakat Sipil, Wahyudi bercerita soal film itu untuk menyikapi pengungkapan kasus Sleman. Bertempat di Kantor Kontras, Jl Borobudur, Jakarta, Rabu (10/4/2013) Wahyudi berharap pengungkapan kasus Sleman bisa belajar dari A Few Good Men.
Wahyudi berkisah, film itu dibintangi oleh Tom Cruise, Jack Nicholson dan Demi Moore. Cerita dimulai di Guantanamo Bay, Kuba ketika seorang prajurit bernama Santiago tewas setelah mengetahui temannya sesama korps melakukan penembakan terhadap seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilakukan pengusutan, didapat dua tersangka yaitu Dawson dan Downey yang terlbat dalam pembunuhan Santiago. Pengakuan Dawson yang menyebut Santiago harus dihukum karena melanggar 'Code Red' yang berarti peraturan yang tidak tertulis bahwa prajurit harus dihukum karena indisipliner.
Dalam sebuah dialog, Dowson memilih apa yang dilakukannya adalah benar dan membela korps kesatuannya.
"Jika pengadilan memutuskan saya bersalah saya akan menerimanya. Saya percaya saya telah melakukan pekerjaan saya. Tapi saya tidak menodai diri saya, unit saya dan korps saya," ujar Wahyudi menuturkan dialog Dowson dalam film itu.
Yang menarik, lanjut Wahyud, film itu menggambarkan kuatnya persatuan dan pengabdian prajurit pada korpsnya. Kesalahan satu prajurit bisa membahayakan satu korps. Mereka bahwa memiliki jargon 'Units-Corps-God-Country'.
Letnan Daniel Kaffe (Tom Cruise) dan Letnan Joanne Galloway (Demi Moore) dihadapkan dengan saksi yang berat karena merupakan pimpinan Korps tersebut Kolonel Nathan Jessup yang disebut memerintahkan 'code Red' pada anak buahnya untuk melenyapkan Santiago.
Akhir cerita, tutur Wahyudi, Tom cruise dan Demi Moore berhasil mengungkap bahwa Kol Nathan Jessup-lah yang memerintahkan code red dan Dowson dan Downey dibebaskan.
Dowson kemudian merasa sebagai seoarang prajurit, dirinya seharusnya berjuang untuk masyarakat.
"Kita memang bersalah. Kita mengikuti perintah begitu saja. Kita seharusnya berjuang untuk masyarakat yang tidak bisa berjuang membela diri mereka sendiri," imbuh Wahyudi mengutip ucapan Dowson.
Jadi, lanjut Wahyudi, kasus Sleman bisa mencari perbandingan dengan film itu. "Pelaku menyerang institusi negara, dan itu adalah ada tindakan makar," tutupnya.
(fiq/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini