Tempat Hiburan Malam di Yogya Kini Tak Lagi Ramai

Pasca Kasus LP Cebongan

Tempat Hiburan Malam di Yogya Kini Tak Lagi Ramai

- detikNews
Rabu, 10 Apr 2013 11:34 WIB
Dok detikcom
Yogyakarta - Ada yang berbeda di tempat hiburan malam di Yogyakarta. Kondisinya tak lagi ramai pasca kasus LP Cebongan. Padahal sebelumnya pas malam Minggu atau hari libur cukup ramai. Ke mana para pengunjungnya?

Ada banyak kafe, tempat karaoke, atau sekadar tempat terbuka untuk nongkrong di kawasan Babarsari, Tambakbayan, Seturan, Kledokan, Nologaten, Pringwulung, dan Gorongan. Ini adalah kawasan padat penduduk, terutama kalangan mahasiswa. Di sini berdiri berbagai perguruan tinggi swasta besar.

Senin (8/4/2013) malam, kondisi sejumlah tempat hiburan sepi. Entah karena malam itu bukan malam Minggu dan hari libur. Namun biasanya kawasan ini ramai sejak sore hingga malam. Lalu lintas padat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua tempat karaoke tidak banyak pengunjung. Terlihat dari sedikitnya sepeda motor atau mobil yang terparkir. Beberapa minimarket buka tapi hanya ada beberapa pembeli.

Kafe-kafe di Jl Magelang, Sleman, kondisinya serupa. Tempat parkir tak dipenuhi kendaraan. "Tidak terlalu ramai dan aman," kata Supardal, warga Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman.

Tempat-tempat hiburan di Yogya, bukan hanya milik kalangan berduit. Para mahasiswa ikut menikmati. Sebab sejumlah tempat hiburan mengadakan acara khusus bagi mahasiswa. Seperti Hugo's Cafe, lokasi pembunuhan Serka Heru Santoso, yang memiliki malam khusus mahasiswa. Toh yang datang sebagian di antaranya malah bukan mahasiswa.

Pelanggan dan pemilik tempat hiburan tutup mulut atas kondisi itu. Mereka seolah menyadari bahwa pasca kasus LP Cebongan, tidak banyak yang berani keluar malam. Sebab, isu-isu liar bertebaran, mulai dari mulut ke mulut, SMS, hingga broadcast. Intinya, ada sekelompok orang yang akan melakukan razia.

Seperti Minggu (7/4/2013) lalu, sebuah SMS dari nomor asing menyebut oknum Kopassus bergerak ke Yogyakarta dengan tujuan melakukan 'pembersihan'. Masyarakat diminta waspada. Broadcast itu memang tak bisa dipertanggungjawabkan kevalidannya, tapi cukup membuat si penerima waswas.

"Apa benar info itu?" tutur seorang warga asal Bantul yang enggan disebut namanya. Ia menerima SMS menjelang tengah malam.

Oleh sejumlah kalangan, tempat hiburan dianggap sangat dekat dengan aksi premanisme. Karena itu, pasca penyerangan LP Cebongan, muncul desakan penutupan tempat hiburan. Poster-poster ditempel di berbagai ruang publik. Di salah satu tembok di depan SDN Tukangan atau simpang empat Gayam-Bausasran sempat terpasang poster berukuran sekitar 90x60 cm dengan cat hitam. Poster itu bertuliskan 'Tempat Hiburan Malam diskotik, cafe dll, Biang onar kota Jogja, tutup aja'. Poster dilengkapi dengan gambar belati, kartu domino, botol miras, kepala tengkorak, daun ganja dan bayangan/siluet orang.

Belum diketahui siapa pemasang dan kapan poster tersebut dipasang. Hanya di salah satu sudut poster terdapat identitas kelompok yang memasang poster itu dengan nama 'save jogja'.

Spanduk dukungan memberantas premanisme sempat terpasang di simpang empat Gondomanan, sebelah timur SPBU Sagan Jl Prof Herman Yohanes dan Jl Laksda Adisutjipto. Si pemasang mengatasnamakan ormas Kotikam (Komando Inti Keamanan) DIY.

Desakan-desakan penutupan tempat hiburan kian kencang. Tapi hanya Hugo's Cafe, tempat pembunuhan anggota Kopassus Serka Heru Santoso, yang akhirnya ditutup. Tempat hiburan lain masih beroperasi dengan tingkat kunjungan yang berbeda.

(try/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads