"Waktu dipotong ruas jari tangan anak saya, pihak rumah sakit melakukannya tanpa sepengetahuan pihak keluarga, tiba-tiba jari tangan anak saya dipotong begitu saja," tutur Sang Ayah Gonti kepada wartawan di samping RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (10/4/2013).
"Saat itu istri saya melihat saat dokter memotong jari tangan anak saya. Istri saya tidak menyadari kalau saat itu dokter akan memotong jari anak saya karena proses pemotongan terjadi di ruang perawatan bukan di ruang operasi," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dirinya melihat ada kejanggalan pada tangan anak korban, pasalnya luka bekas infus di punggung kanannya terdapat luka melepuh. Menurutnya dokter pun membuka infus tersebut.
"Kondisi anak aku sempet menurun tetapi setelah dikasih ASI oleh ibunya. Kondisinya mulai kembali sehat tetapi tangannya makin bengkak," ujar Gonti.
Usai dokter memotong jari buah hati, Gonti mengatakan, anaknya menangis tidak berhenti. Dia pun menduga saat itu dokter tidak mengunakan obat bius.
"Sepertinya dokter tidak memakai obat bius, karena anak saya bukan nangis lagi, bahkan sampai menjerit karena dokter memotong dengan gunting biasa dan sekali potong," tandasnya.
Direksi RS Harapan Bunda tidak banyak memberikan keterangan dalam kasus ini. Dia mengaku akan membahas ini secara internal.
"Kami izin waktu untuk pembahasan internal. Sekitar 2 hari ini kami akan undang untuk jumpa pers," tuturnya.
(gah/nwk)