"Tahu. Nggak kaget," kata Agung saat ditanya apakah dia tahu dan masih mengingat kejadian itu.
"Waktu ada mobil terbang, Bapak diem aja. Ibu teriak 'aaaa," sambung siswa kelas 1 SMP ini saat ditemui di rumahnya di Purbalingga, Jawa Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bapak diem di tempat setiran, joknya sampai mundur," ungkap Agung yang duduk di samping ayahnya.
Setelah kecelakaan, Agung hanya mampu mengingat ada warga yang menyelamatkannya. Polisi dan ambulans datang. Kendaraan lalu lalang. Kemudian, Agung mengaku sudah berada di rumah sakit.
Agung kehilangan kedua orangtuanya, Iwan Haryadi (35), Johana Trisnawati (34), adik Juleha (5), dan kakek-neneknya. Orangtua dan adiknya dimakamkan di Desa Bakulan, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, Senin (8/3) kemarin. Sedangkan kakek dan neneknya dimakamkan di Sidareja, Cilacap.
Di pemakaman, Agung yang didampingi beberapa kerabat terlihat cukup tenang. Tapi begitu peti berisi jenazah kedua orangtua dan adiknya dimasukkan ke liang lahat, tangisnya tak tertahankan. Kini, ia harus menerima takdir sebagai anak sebatang kara.
(try/nrl)