4 Pejabat Elite TNI yang Siap Tanggung Jawab di Kasus LP Cebongan

4 Pejabat Elite TNI yang Siap Tanggung Jawab di Kasus LP Cebongan

- detikNews
Senin, 08 Apr 2013 10:50 WIB
4 Pejabat Elite TNI yang Siap Tanggung Jawab di Kasus LP Cebongan
Jakarta - Kasus penyerangan dan pembunuhan di LP Cebongan kini sudah terungkap. Ada 11 oknum Kopassus yang mengaku sebagai pelakunya. Melihat aksi ini, para elite di TNI pun siap bertanggung jawab.

Tidak ada prajurit yang salah, yang salah adalah komandannya, pameo itu kerap berlaku di kalangan pejabat TNI. Kini, sedikitnya ada empat pihak yang siap bertanggung jawab. Bahkan salah seorangnya sudah ada yang dimutasi.

Siapa saja mereka? Berikut empat pejabat elite TNI yang siap bertanggung jawab:

Danjen Kopassus

Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo menyatakan 11 tersangka penyerangan LP Cebongan adalah anggotanya dan sebagai komandan, dia paling bertanggung jawab.

"Yang jelas 11 orang itu adalah anak buah saya dan sayalah atasannya, Mayjen TNI Agus Sutomo," kata Agus di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (5/4/2013).

Agus mengatakan anggota Kopassus yang tersebar di berbagai wilayah adalah anak buanya. "Grup I itu Serang, grup II itu Solo dan yang lainnya itu bawahan saya, itu semua organisasi saya, anak buah saya. Maka sayalah orang yang paling bertanggung jawab di institusi Kopassus ini. Saya orang paling terdepan bertanggung jawab," tegas Agus yang mengenakan seragam loreng dan baret merah ini.

Komandan Kandang Menjangan Letkol Maruli

Apel Kopassus
Letkol Maruli sebagai Dan Grup II Kandang Menjangan, markas Kopassus Kartosura, Yogyakarta, siap bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya. Dia siap menanggung semua konsekuensi yang ada.

Kisah siap bertanggung jawab para komandan Kopassus ini diceritakan Presiden SBY dalam pertemuan informal dengan beberapa pemimpin redaksi (pimred) di kediaman pribadi Menteri Perindustrian MS Hidayat, Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Sabtu (6/4/2013) malam.

SBY menceritakan setelah membentuk Tim Investigasi Kasus LP Cebongan, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengumpulkan para perwira Kopassus di Mako Kopassus Cijantung Jakarta Timur.

Dalam pertemuan itulah, KSAD menegaskan kepada jajaran Kopassus bahwa Kopassus harus ksatria dan siap bertanggung jawab apabila memang ada prajurit yang melakukan pembunuhan terhadap 4 tahanan tersebut.

Dalam pertemuan itu, Dan Grup II Letkol Maruli langsung berdiri dan menyatakan siap bertanggung jawab. "Kamu baru menjabat berapa hari saat kasus itu terjadi?" tanya KSAD kepada Maruli. "Siap, baru satu hari," kata Maruli seperti disampaikan SBY.

Eks Dan Grup II Kandang Menjangan Letkol (Inf) Suhardi

Apel Kopassus
Tak hanya Letkol Maruli selaku Dan Grup II Kandang Menjangan, mantan komandan pasukan Kopassus di tempat itu juga siap bertanggung jawab. Letkol (Inf) Suhardi menjabat sudah hampir setahun di Kandang Menjangan. Sementara Letkol Maruli baru sehari bertugas saat insiden terjadi.

"Karena Letkol Maruli baru menjabat satu hari, sayalah yang siap yang bertanggung jawab," kata mantan Dan Grup II itu.

Presiden SBY menceritakan hal itu agar sikap ksatria para komandan Kopassus itu menjadi contoh dalam kepemimpinan di Indonesia. Sikap berani bertanggung jawab juga merupakan keharusan bagi para calon presiden di masa mendatang.

"Sikap para komandan Kopassus yang siap bertanggung jawab dan pengakuan prajurit Kopassus membuat tim investigasi bisa mengungkap kasus ini lebih cepat," ujar SBY.

Pangdam IV Diponegoro

Dalam keterangannya kepada wartawan beberapa waktu setelah kejadian penyerangan LP Cebongan, Pangdam IV Diponegoro, Mayjen Hardiono menegaskan, tidak ada keterlibatan anggota TNI dalam penyerangan itu. Dia juga siap bertanggung jawab.

"Bukan prajurit. Tidak ada yang terlibat. Saya bertanggung jawab penuh sebagai Pangdam Diponegoro," ujar Hardiono Saroso di Yogyakarta.

Namun rupanya ucapan Mayjen Hardiono tak terbukti. Ada 11 oknum yang terlibat dalam kasus itu.

Tak lama setelah kasus ini terungkap, akhirnya Mayjen Hardiono pun dimutasi jadi staf KSAD. Namun TNI AD membantah mutasi ini terkait dengan ucapannya di awal insiden ini.

Mayjen Hardiono digantikan oleh Mayjen TNI Sunindyo yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Personalia kepala Staf TNI AD.
Halaman 2 dari 5
(mad/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads