4 Hal yang Masih Misterius Dalam Penyerangan Oknum Kopassus ke LP Sleman

4 Hal yang Masih Misterius Dalam Penyerangan Oknum Kopassus ke LP Sleman

- detikNews
Sabtu, 06 Apr 2013 11:43 WIB
4 Hal yang Masih Misterius Dalam Penyerangan Oknum Kopassus ke LP Sleman
Jakarta - Tim investigasi TNI AD sudah mengumumkan 11 oknum Kopassus sebagai pelaku penyerangan LP Sleman. Langkah TNI AD patut diapresisasi. Tapi ada yang masih menjadi tanda tanya, menyimpan misteri soal penyerangan itu.

"Tentara tidak pernah melakukan sesuatu tanpa perencanaan," kata mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto saat berbincang, Jumat (5/4/2013).

Tercatat ada 4 hal yang masih perlu diungkap. Berikut hal-hal tersebut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


1. Operasi spontan dari Gunung Lawu

Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono menyebut pelaku penyerangan 11 oknum Kopassus melakukannya sebagai aksi spontan. Mereka bergerak begitu mendengar ada rekan mereka yang tewas dibunuh dan dianiaya preman di Hugos Cafe.

Seorang prajurit berinisial U kemudian mengajak rekannya. Mereka pun mendapatkan informasi dari masyarakat soal keberadaan 4 pelaku pengeroyokan Deki Cs di LP Sleman.

Aksi kejam Deki Cs atas Sertu Heru yang disebut sedang bertugas terjadi pada Selasa (19/3), sedangkan aksi penyerangan LP Sleman dilakukan pada Sabtu (23/3). Ada jeda beberapa hari, mustahil penyerangan tak direncanakan.

Para pelaku menggunakan beberapa mobil ke LP Sleman, dengan senjata lengkap. Bahkan dengan penutup kepala, rompi, dan juga penyamaran ala petugas polisi yang hendak meminjam tahanan. Saat bergerak mereka juga mengincar CCTV. Benarkah ini operasi spontan dari Gunung Lawu?

2. Granat yang Tak Terungkap

Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono menyebut adanya senjata replika yang digunakan dalam aksi itu. Sedang beberapa senjata api yang digunakan diambil dari tempat latihan di Gunung Lawu.

Keterangan saksi-saksi, seperti yang disampaikan Komnas HAM para pelaku membawa senjata laras panjang. Memakai rompi, ada handytalkie, dan granat. Bahkan granat digunakan untuk mengancam petugas LP Sleman.

Tim Investigasi menyebut, aksi ini memakai senjata di tempat latihan, sehingga tak diketahui. Nah, tentara adalah organisasi yang amat disiplin dan teratur. Amat sangat berbahaya senjata yang ada markas TNI tak diketahui keluarnya. Tentu hal ini masih menyimpan tanya.

3. Aksi Hanya Libatkan Bintara dan Tamtama

Benarkah aksi penyerangan LP Sleman hanya melibatkan bintara dan tamtama saja? Kapuspen TNI Laksda Iskandar Sitompul meyakini, aksi ini tak melibatkan perwira.

"Semua pelaku tidak ada yang lebih tinggi dari bintara dan tamtama," kata Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (5/4).

Kadispen TNI AD Brigjen Rukman Ahmad juga menegaskan, hasil penyelidikan hanya sebatas pada anggota yang terlibat, 11 orang tak ada pihak lain. TNI sudah menutup celah, penyelidikan hanya pada sebatas prajurit saja. Perwira tak tersentuh

Bukankah komandan pasukan adalah 'ayah' bagi anak buahnya. Perlu diselidiki lagi bila komandan tak tahu pergerakan anak buahnya. Yang bergerak belasan orang dengan membawa senjata api. Sikap ksatria prajurit TNI yang jujur patut diacungi jempol. Bagaimana dengan yang lain?

4. Mr X yang Mencegah dan Tak Berhasil

Ada yang menarik dalam jumpa pers yang digelar tim investigasi TNI AD. Ketua tim, Brigjen Unggul K Yudhoyono menyebut sudah ada kendaraan yang berusaha mencegah aksi penyerangan Kopassus ke LP Cebongan. Namun aksi itu gagal.

"Dua orang menggunakan 1 unit kendaraan Feroza yang berusaha mencegah tindakan tersebut. Namun ternyata tidak berhasil," kata Unggul, Kamis (4/4).

Apa yang disampaikan Unggul ini menyimpan tanya. Siapa dua orang itu yang berusaha mencegah? Mengapa mereka tak melaporkan pergerakan itu ke atasan mereka? Tentu sikap transparansi yang sudah dilakukan TNI patut dipuji. Dan alangkah lebih baik, sikap ksatria 11 prajurit ditiru yang lain.
Halaman 2 dari 5
(gah/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads