"Tentara tidak pernah melakukan sesuatu tanpa perencanaan," kata mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto saat berbincang, Jumat (5/4/2013).
Tercatat ada 4 hal yang masih perlu diungkap. Berikut hal-hal tersebut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Operasi spontan dari Gunung Lawu
|
Seorang prajurit berinisial U kemudian mengajak rekannya. Mereka pun mendapatkan informasi dari masyarakat soal keberadaan 4 pelaku pengeroyokan Deki Cs di LP Sleman.
Aksi kejam Deki Cs atas Sertu Heru yang disebut sedang bertugas terjadi pada Selasa (19/3), sedangkan aksi penyerangan LP Sleman dilakukan pada Sabtu (23/3). Ada jeda beberapa hari, mustahil penyerangan tak direncanakan.
Para pelaku menggunakan beberapa mobil ke LP Sleman, dengan senjata lengkap. Bahkan dengan penutup kepala, rompi, dan juga penyamaran ala petugas polisi yang hendak meminjam tahanan. Saat bergerak mereka juga mengincar CCTV. Benarkah ini operasi spontan dari Gunung Lawu?
2. Granat yang Tak Terungkap
|
Keterangan saksi-saksi, seperti yang disampaikan Komnas HAM para pelaku membawa senjata laras panjang. Memakai rompi, ada handytalkie, dan granat. Bahkan granat digunakan untuk mengancam petugas LP Sleman.
Tim Investigasi menyebut, aksi ini memakai senjata di tempat latihan, sehingga tak diketahui. Nah, tentara adalah organisasi yang amat disiplin dan teratur. Amat sangat berbahaya senjata yang ada markas TNI tak diketahui keluarnya. Tentu hal ini masih menyimpan tanya.
3. Aksi Hanya Libatkan Bintara dan Tamtama
|
"Semua pelaku tidak ada yang lebih tinggi dari bintara dan tamtama," kata Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat (5/4).
Kadispen TNI AD Brigjen Rukman Ahmad juga menegaskan, hasil penyelidikan hanya sebatas pada anggota yang terlibat, 11 orang tak ada pihak lain. TNI sudah menutup celah, penyelidikan hanya pada sebatas prajurit saja. Perwira tak tersentuh
Bukankah komandan pasukan adalah 'ayah' bagi anak buahnya. Perlu diselidiki lagi bila komandan tak tahu pergerakan anak buahnya. Yang bergerak belasan orang dengan membawa senjata api. Sikap ksatria prajurit TNI yang jujur patut diacungi jempol. Bagaimana dengan yang lain?
4. Mr X yang Mencegah dan Tak Berhasil
|
"Dua orang menggunakan 1 unit kendaraan Feroza yang berusaha mencegah tindakan tersebut. Namun ternyata tidak berhasil," kata Unggul, Kamis (4/4).
Apa yang disampaikan Unggul ini menyimpan tanya. Siapa dua orang itu yang berusaha mencegah? Mengapa mereka tak melaporkan pergerakan itu ke atasan mereka? Tentu sikap transparansi yang sudah dilakukan TNI patut dipuji. Dan alangkah lebih baik, sikap ksatria 11 prajurit ditiru yang lain.
Halaman 2 dari 5