Bantahan itu mendapat dukungan dari institusinya. Polisi turun tangan dengan cepat, tapi hasilnya tak kunjung disampaikan. Kemudian TNI AD membentuk tim investigasi untuk mengungkap kasus itu.
Dalam jumpa pers, Kamis (4/4/2013) kemarin, tim mengumumkan hasil investigasinya. Ketua Tim Investigasi yang juga Wadan Puspom AD Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono menyebutkan pelaku penyerangan LP Cebongan adalah 11 oknum anggota Kopassus. Mereka bergerak spontan, terpicu jiwa korsa, setelah temannya dianiaya dan dibunuh 4 tersangka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pelaku Diduga Teroris
|
"Aksi terlatih itu relatif, semua orang ya terlatih. Jangan kalau terlatih konotasinya terus militer, itu enggak ada," ujar Mayjen Hardiyono Saroso saat mendampingi Menkum HAM di LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3/2013).
Dia menuturkan aksi terlatih bisa juga dilakukan oleh teroris. Bahkan teroris tergolong lebih terlatih dari aparat penegak hukum seperti TNI maupun Polri karena teroris bisa membuat bom dan menghancurkan gedung di mana-mana," jelasnya.
2. OTK dan Preman
|
"Jadi saya peringatkan, saya peringatkan kepada preman-preman, jangan lukai lagi rakyat, jangan lukai lagi tentara dan polisi yang sedang melaksanakan tugas. Saya peringatkan ini," tegasnya.
Semua pihak diminta tidak berandai-andai apakah pelakunya anggota TNI atau bukan. Yang penting, kasusnya diserahkan pada proses hukum. Pelaku yang disebut sebagai teroris menjadi ancaman bagi semua. Bukan hanya musuh polisi atau tentara. Premanisme juga musuh semua pihak, karena itu tidak boleh dibiarkan.
3. Senjata
Ilustrasi/dok detikcom
|
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Hardiyono Saroso menyatakan senjata yang digunakan pelaku penyerangan bukan milik TNI. Pihaknya sudah melakukan pengecekan internal. Sejauh ini tidak ada keterlibatan angggota Kopassus dalam peristiwa tersebut.
"(Senjata) Organik kita maupun yang nonorganik, dan saya bertanggung jawab penuh semua yang ada di Kodam," tegas Hardiono.
Namun berdasarkan investigasi, ada lima AK-47 yang digunakan oknum prajurit Kopassus TNI AD dalam penyerbuan ke LP Cebongan, Sleman. Tiga di antaranya adalah senapan mesin dua sesungguhnya, sedangkan dua sisanya rupanya hanya replika alias airsoft gun.
Tim Investigasi TNI AD menemukan tiga pucuk senapan mesin AK-47 yang digunakan dalam penyerbuan tidak berasal dari gudang senjata Mako Grup II Kopassus di Kandang Menjangan, Kartasura, tapi dibawa oleh tiga oknum prajurit Kopassus dari tempat mereka berlatih di Gunung Lawu.
"Senjata tidak diambil dari gudang, tapi dari daerah latihan. Dia langsung turun (dari Gunung Lawu) dan mengajak anggota lain," jelas Tim Investigasi TNI AD yang juga Wadan POM Brigjen Unggul K Yudhoyono, di ruang Dinas Penerangan Mabes TNI AD, Jl. Abdurrahman Saleh I, Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2013).
Halaman 2 dari 4