"Itu merupakan aspek reformasi budaya militer yang belum berubah total, masih ada ajaran doktrin masa lalu bahwa segala sesuatu di masa lalu dapat sendiri oleh militer," kata Andi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (4/4/2013) malam.
Namun, sikap yang ditunjukkan TNI AD dalam membuka hasil pengungkapan kepada publik patut diapresiasi. "Ini salah satu berita positif di tengah kegalauan tentang adanya kelompok TNI yang bisa lepas kendali komando dan menyerang fasilitas negara," puji pengamat militer dari Universitas Indonesia ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara aturan, sebenarnya satuan elit TNI AD ini begitu ketat dengan lingkaran aturan dan azas yang ditanamkan oleh atasan. Pola tersebut tentunya untuk membentuk karakter satuan elit yang bergerak senyap dan rahasia.
"Ada unit yang bergerak tanpa atasan itu sudah melanggar," paparnya.
Andi berharap, prajurit Kopassus kembali ke semangat corsa yang positif, bukan dalam arti semangat corsa yang negatif, terlebih untuk membalas dendam.
Secara doktrin Kartika Eka Paksi dan Tri Dharma Eka Karma 2007, Andi melanjutkan, harus dapat dipahami oleh setiap prajurit Kopassus.
"Itu merupakan cara untuk memenangkan perang. Karena 1 azas saja patah bagaimana mungkin angkatan darat, mempertahankan dan memenangkan perang," tutup Andi.
(ahy/fjp)