Ayah Korban Pembunuhan di Rusunawa Cakung 1 Minggu Berfirasat Buruk

Ayah Korban Pembunuhan di Rusunawa Cakung 1 Minggu Berfirasat Buruk

- detikNews
Rabu, 03 Apr 2013 13:20 WIB
Pelaku pembunuhan lakukan rekonstruksi. (Edward/detikcom)
Jakarta - Sumarno, ayah Dwi Asih Setyani yang menjadi korban pembunuhan di Rusunawa Cakung, menyaksikan langsung proses rekonstruksi pembunuhan terhadap anaknya tersebut. Sebelum kejadian tragis menimpa anaknya, Sumarno mengaku mendapatkan beberapa firasat buruk.

"Beberapa kali saya merasakan firasat tidak enak. Waktu itu anak cerita kalau dirinya pernah bermimpi dicukur rambutnya hingga gundul saya sempat tidak berpikir macam-macam," ujar Sumarno usai rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap anaknya di Rusunawa Cakung, Jakarta Timur, Rabu (3/4/2013).

Rekonstruksi itu berlangsung di kediaman korban di Blok D lantai 5 Rusunawa Tipar Cakung, Jakarta Timur. Dua tersangka bernama Ovvan dan Firman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan mimpi aneh tersebut diceritakan korban melalui telepon 3 minggu sebelum kejadian. Sampai akhirnya seminggu sebelum kejadian giliran dirinya mendapat firasat aneh.

"Waktu itu saya dari Jawa ingin mengunjungi rumah anak saya. Malam harinya waktu mau tidur saya heran kok ada lalat hijau tiba-tiba nempel di badan, terus ditepuk mati saya mikir kok di lantai setinggi ini masih ada lalat. Anak cuma bilang katanya wajar soal di samping tempat sampah," lanjutnya.

Seminggu kemudian, mendengar pemberitaan pembunuhan di media televisi. Perasaan cemas dan khawatir menyelimuti dirinya. Sumarno langsung memastikan bahwa anak keduanya itu bukan korban pembunuhan sebagaimana di media.

"Saya telepon 3 handponenya nggak ada yang aktif, terus saya coba hubungin kakak ipar saya di Jakarta dia cuma jawab ya abis gimana lagi langsung ditutup gitu saja, sampai akhirnya saya telepon nomor anak saya dan yang ngangkat adik mertua saya, dia cuma bilang yang sabar saja. Dari telepon terakhir saya bisa pastikan ternyata anak saya yang jadi korban," ujarnya sembari meneteskan air mata.

Sumarno mengatakan padahal sehari sebelum kejadian pada minggu malam kakak pertama korban, sempat berkunjung ketempat korban,

"Kakak pertamanya sekarang masih shock, karena sehari sebelum kejadian sempat makan bareng dengan korban, mungkin saat itu kalau tahu akan begini dia akan menemanin adiknya," tandasnya.

Sampai proses reka ulang selesai, Sumarno hanya dapat memandangi wajah terakhirnya anaknya yang tersimpan di telepon gengamnya. Dirinya hanya bisa membawa kabar duka tersebut ke kampung halamannya di Kebumen.

(edo/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads