"Pantauan sejak pukul 00:00 hingga pukul 06:00 WIB terjadi 4 kali gempa vulkanik dalam dan 3 kali gempa vulkanik dangkal, sementara cuaca cerah dan tampak asap putih tebal tekanan lemah dengan tinggi 40-100 meter dari Kawah Timbang," kata petugas Posko Pemantau Kawah Timbang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Andri Sulistyo kepada detikcom, Selasa (2/4/2013).
Sebelumya pada Senin (1/4/2013) tingkat kegempaan dari Kawah Timbang sempat tinggi dan dikawatirkan terjadi tekanan gas dari dalam tanah yang dapat keluar melalui rekahan-rekahan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengingatkan masyarakat sekitar kawah timbang tidak melakukan aktivitas di ladang maupun berada di radius kurang dari 1 kilometer dari Kawah Timbang agar tidak terkena gas beracun yang keluar sebab secara visual memang sulit dideteksi.
βAncaman di Kawah Timbang itu tidak kelihatan, namun sangat membahayakan, sebab merupakan gas beracun. Dalam beberapa hari terakhir, gempa yang relatif meningkat membuat hembusan asap putih meninggi. Dengan kondisi semacam itu, kami telah menurunkan tim pemantau gas. Dan mereka sudah kami instruksikan jangan terlena,β tegasnya.
Dia menjelaskan, masker debu yang sekarang dibagikan ke warga masyarakat sekitar Kawah Timbang tidak akan berarti apa-apa jika ada gas beracun. Masker tersebut dibagikan karena memang untuk mengantisipasi bau belerang yang sudah meluas.
βPerlu diluruskan, kalau masker debu itu tidak akan membuat aman dari gas beracun. Jangan sampai dengan menerima masker, seolah-olah masyarakat sudah aman dari gas beracun,β jelasnya.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada Minggu (31/3/2013), menyebutkan konsentrasi gas CO2 di dalam tanah ada yang mencapai 5 persen volume pada salah satu lokasi di sekitar Kawah Timbang.
(arb/nrl)