Pramono: Jadi Ketum PD, SBY Tetap Harus Fokus pada Negara

Pramono: Jadi Ketum PD, SBY Tetap Harus Fokus pada Negara

- detikNews
Senin, 01 Apr 2013 13:49 WIB
Jakarta - Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) menuai kekhawatiran soal fokus pada tugas negara yang bisa terganggu. Wakil ketua DPR Pramono Anung, berharap SBY tetap bisa fokus pada tugas-tugas negara.

"Yang yang penting harapan publik SBY ini konsen pada masalah negara daripada partai, karena satu bulan ini terlihat beliau agak terganggu karena mengurus partai. Itu disayangkan kalau berlangsung ke depannya," kata wakil ketua DPR, Pramono Anung, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/4/2013).

Menurutnya, memang tidak ada aturan yang mengatur larangan seseorang yang menjadi presiden dan mempunyai jabatan ketua umum partai, tapi tidak elok jika tugas negara terganggu dengan tugas partai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena presiden dan wakil presiden hanya satu, gubernur, bupati dan anggota DPR bisa banyak, tapi presiden hanya satu dan dia sebagai kepala negara maka tugas itu amat berat," ucapnya.

Sementara apakah perlu aturan yang mengatur presiden tak pelu mengurus partai, Pram menyatakan tak setuju. Ia menilai justru itu bisa bertentangan dengan semangat demokrasi.

"Memang itu sebenarnya kalau diatur akan bertentangan dengan demokrasi dan prinsip orang dalam membuat parpol, di negara manapun tak ada larangan. Tapi kalau demokrasinya lebih mapan, seyogyanya presiden curahkan tenaganya untuk kepentingan bangsa dan negara," imbuh politisi PDIP itu.

Pram menceritakan bagaimana Megawati dan Gusdur pernah menjadi presiden tapi juga bersinggungan dengan jabatan di partai politik. Hal itu tak mengganggu karena tugas partai dijalankan oleh pengurus harian lainnya.

"Memang ketika Ibu Megawati menjadi wapres kemudian presiden dan ketua umum partai, tapi praktis keseharian partai yang menjalankan adalah roda kepartaian," ujar Pram.

"Maka tinggal 1,5 tahun tentu publik mengharpkan agar presiden bisa menyelesaikan persoalan bangsa, kalau ketua harian dan lain-lain saya nggak mau campuri urusan internal. Seyogyanya mereka yang menjalankan partai meski simbol itu ada pada SBY," imbuhnya.

(bal/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads